kumpulan foto telanjang bugil memek abg video bokep cerita seks dewasa

Apa Saja yang Dibicarakan Wanita Tentang Sex (klik)

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://images.detik.com/content/2013/02/23/1390/161029_makankantor.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://images.detik.com/content/2013/02/23/1390/161029_makankantor.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><a href="http://www.stasiunmalam.com/" target="_blank">Apa Saja yang Dibicarakan Wanita Tentang Sex (klik)</a></b> - Walau seks masih dianggap tabu di masyarakat, banyak orang yang diam-diam membicarakannya bersama teman-teman dekat, baik pria maupun wanita. Wanita sering saling terbuka satu sama lain dan mendiskusikan berbagai aspek kehidupan seksnya, apalagi yang baru menikah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh wanita dari membicarakan seks dengan teman-teman. Sebuah penelitian yang dilakukan Harvard University menemukan bahwa berbicara mengenai seks akan meningkatkan kepercayaan diri dan vitalitas wanita, serta dapat membantu mengurangi stres.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain isi pembicaraan, yang tak kalah penting adalah dengan siapa si wanita berbicara. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan semua pihak menghormati privasinya masing-masing. Kedua, para wanita harus percaya diri dan terbuka berbicara tentang seks.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perlu diperhatikan, beberapa orang ada yang merasa tidak nyaman dengan topik-topik tertentu, sehingga pemilihan topik penting dilakukan. Berbagi informasi seksual sebaiknya hanya dilakukan dengan orang-orang yang bersedia memberikan ruang tanpa menghakimi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seperti dikutip dari Mamiverse, Sabtu (23/2/2013), beberapa percakapan seks yang sering dilakukan wanita adalah menyangkut topik-topik sebagai beikut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Ukuran</div><div style="text-align: justify;">Wanita lebih sering membicarakan ukuran dan bentuk segala aspek fisik pasangannya bersama teman akrab. Beberapa orang wanita bahkan sangat suka menceritakan tentang pengalaman seksual pertamanya bersama teman-teman.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Orgasme</div><div style="text-align: justify;">Wanita berbicara dengan wanita lain mengenai pengalaman orgasmenya, apakah bisa mencapai atau tidak, sensasinya dan kapan pertama kali atau terakhir kali mengalaminya. Terkadang para wanita berbagi saran mengenai bagaimana mencapai orgasme.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Performa</div><div style="text-align: justify;">Performa pasangan secara keseluruhan juga seringkali tak luput dibicarakan para wanita. Hal ini dilakukan untuk menilai keintiman dengan pasangan dibandingkan teman-teman wanita lain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4. Fantasi dan keinginan seksual</div><div style="text-align: justify;">Beberapa wanita memberitahu temannya apa yang disukai saat berhubungan seks. Di mana bagian tubuh yang suka disentuh, kapan saatnya bercinta dan di mana melakukannya merupakan topik pembicaraan yang menyenangkan di kalangan wanita. Ada kalanya para wanita saling membicarakan keinginan agar pasangan lebih romantis, lebih bergairah, lebih kuat, lebih sensitif dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">5. Yang dibenci</div><div style="text-align: justify;">Jika sering membicarakan yang disukai, tentu saja ada juga pembicaraan mengenai yang tak disukai. Bahkan ada kalanya ketidaksukaan wanita mengenai aspek seksual tertentu ini tidak diketahui oleh pasangannya.</div>

Apa Saja yang Dibicarakan Wanita Tentang Sex (klik)

Apa Saja yang Dibicarakan Wanita Tentang Sex (klik) - Walau seks masih dianggap tabu di masyarakat, banyak orang yang diam-diam membicaraka...

+ Read more »

Ciri-ciri Wanita yang Ingin Bercinta dari Gerak Tubuh

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ-qYWQx5tFDg9T_2ZASpKOVOBD__nOnNDA5ifoAlKzG5cO0TnF&t=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ-qYWQx5tFDg9T_2ZASpKOVOBD__nOnNDA5ifoAlKzG5cO0TnF&t=1" width="289" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><a href="http://www.stasiunmalam.com/" target="_blank">Ciri-ciri Wanita yang Ingin Bercinta dari Gerak Tubuh</a></b> - Sudah menjadi kesepakatan umum bahwa wanita adalah makhluk yang sulit dipahami. Apa yang dikatakan belum tentu menyiratkan keinginannya. Maka kemampuan membaca bahasa tubuh wanita adalah salah satu keterampilan yang patut dimiliki pria, apalagi jika menyangkut urusan bercinta.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kebanyakan wanita malu mengutarakan keinginannya untuk bercinta. Oleh karena itu, mereka seringkali mengungkapkan dengan bahasa-bahasa tubuh atau gestur tertentu agar pasangannya mau mengambil inisiatif. Jika berhasil membaca isyarat tersebut dengan benar, maka kehidupan asmara akan terjaga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seperti dikutip dari Times of India, Senin (25/2/2013), berikut adalah tanda-tanda seorang wanita ingin bercinta:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Isyarat lengan</div><div style="text-align: justify;">Wanita yang ingin dibelai oleh pasangan umumnya menyampaikan isyarat dengan memegang tangan pasangan atau lengannya didekatkan ke tubuh pasangan. Jika memegang lengan dengan amat erat, itu menandakan bahwa ia tidak ingin ditinggalkan sendirian. Ini adalah salah satu cara mengekspresikan kenyamanan, faktor yang perlu dimiliki wanita sebelum bercinta.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Bernapas berat</div><div style="text-align: justify;">Ketika tubuh bersemangat dan bergairah, napas menjadi lebih cepat. Terkadang wanita tanpa sengaja mengeluarkan desahan karena udara bergerak cepat melalui pita suaranya. Detak jantung meningkat karena tubuh mempersiapkan diri untuk orgasme sehingga membuat organ-organ internal menuntut lebih banyak suplai oksigen.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Menggeliat</div><div style="text-align: justify;">Ketika tubuh merespons kedekatan dengan pasangan, seringkali wanita tanpa sengaja melakukan perilaku yang tak disadari. Ada yang mendorong tubuhnya sedikit menjauh, mencoba memeluk pasangan, atau menunjukkan bahasa tubuh berupa ajakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi jika wanita hanya diam saja, bisa jadi dia hanya ingin pasangan lebih berupaya untuknya, juga menunjukkan bahwa gairahnya sedang tak begitu tinggi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4. Gerakan yang selaras</div><div style="text-align: justify;">Saat bercinta, tubuh pasangan melakukan gerakan yang seirama hingga mencapai klimaks. Hal ini bisa dilihat dari gerakan panggulnya. Memang terkadang dibutuhkan sedikit waktu agar gerakan tubuh bisa sinkron. Tapi jika tak juga seirama, mungkin pasangan lebih tertarik mencoba posisi lain atau kurang begitu tertarik untuk bercinta.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekian tentang <b><a href="http://www.stasiunmalam.com/" target="_blank">Ciri-ciri Wanita yang Ingin Bercinta dari Gerak Tubuh</a></b></div>

Ciri-ciri Wanita yang Ingin Bercinta dari Gerak Tubuh

Ciri-ciri Wanita yang Ingin Bercinta dari Gerak Tubuh - Sudah menjadi kesepakatan umum bahwa wanita adalah makhluk yang sulit dipahami. Apa...

+ Read more »

Video Bokep Indonesia Terbaru 2013 | PSK EXE di Motel

Video Bokep Indonesia Terbaru 2013 | PSK EXE di Motel

Video Bokep Indonesia Terbaru 2013 | PSK EXE di Motel - Video Bokep Indo PSK EXE di Motel , Film Semi Terbaru, Foto Artis Bugil, Cewek Sm...

+ Read more »

Video Bokep Indo Gadis SMP Belia di Entot Om 3GP Seru

<b>Video Bokep Indo Gadis SMP Belia di Entot Om 3GP Seru</b> - Download <b>Video Bokep Indo ML dengan Gadis SMP Belia,</b> gudang Bokep Indonesia, Film Semi Terbaru, Foto Artis Bugil, Cewek Sma ABG Bugil, Foto Tante Girang Hot,Tips Seks Kumpulan Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Paling Seru Hot.<br /><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-tH7n9UJfx38/USdtVVCsPaI/AAAAAAAARMo/hh-EKU5OpGY/s1600/1356752669-screenshot.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-tH7n9UJfx38/USdtVVCsPaI/AAAAAAAARMo/hh-EKU5OpGY/s320/1356752669-screenshot.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b style="text-align: start;"><span style="font-size: xx-small;">Video Bokep Indo Gadis SMP Belia di Entot Om 3GP Seru</span></b></td></tr></tbody></table><div>Download<br /><a href="http://www.hotmobsex.com/upload/1356752669-nepali-air-hostess-file.mp4">Disini</a></div><div><br /></div><div>Itulah <b>Video Bokep Indo Gadis SMP Belia di Entot Om 3GP Seru</b></div>

Video Bokep Indo Gadis SMP Belia di Entot Om 3GP Seru

Video Bokep Indo Gadis SMP Belia di Entot Om 3GP Seru - Download Video Bokep Indo ML dengan Gadis SMP Belia, gudang Bokep Indonesia, Film...

+ Read more »

Video Bokep Indo 3GP | Ngentot Sama Anak SMA Terbaru

Video Bokep Indo 3GP | Ngentot Sama Anak SMA Terbaru

Video Bokep Indo 3GP | Ngentot Sama Anak SMA - Download Video Ngentot Sama Anak SMA, kumpulan video 3gp seru, cerita dewasa terbaru, kumpul...

+ Read more »

Download Video Bokep Indonesia Terbaru 2013 - Cewek ABG Lagi Kasmaran Praktek Kamasutra

Download Video Bokep Indonesia Terbaru 2013 - Cewek ABG Lagi Kasmaran Praktek Kamasutra

Download Video Bokep Indonesia Terbaru 2013 - Cewek ABG Lagi Kasmaran Praktek Kamasutra - Gudang Bokep Indo, Film Semi Terbaru, Foto Artis...

+ Read more »

Tips Bercinta (ngeSex) Hubungan Jarak Jauh

<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFXkJ53GcJ9T0repfRQXEGy84Gb5O4EQX9HmQBd32qOKZny7965i3otcqc6gAApKrOvaVEJKuxxuvVdQkZcgLyS-xzu50TiazxDdPxTnjG4hV8-qjFBypUa50Dz0hZxFpZmKzVKtU_vPY/s1600/images1.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFXkJ53GcJ9T0repfRQXEGy84Gb5O4EQX9HmQBd32qOKZny7965i3otcqc6gAApKrOvaVEJKuxxuvVdQkZcgLyS-xzu50TiazxDdPxTnjG4hV8-qjFBypUa50Dz0hZxFpZmKzVKtU_vPY/s1600/images1.jpeg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><a href="http://www.stasiunmalam.com/" target="_blank">Tips Bercinta (ngeSex) Hubungan Jarak Jauh</a></b> - Bagi Anda yang memiliki suami seorang pelaut, pilot, atau seorang petugas militer, atau pebisnis yang harus sering kali meninggalkan rumah dalam waktu yang lama, berpisah sudah menjadi bagian dari hari Anda berdua. Masalahnya, menjaga hubungan tetap mesra cukup sulit, apalagi mengenai seks. Maka, Tips bercinta jarak jauh merupakan satu solusi untuk Anda</div><div style="text-align: justify;">Percaya atau tidak, yang Anda butuhkan tidak lebih dari sekedar imajinasi dan sedikit kenakalan ekstra untuk menjaga hubungan dan seks tetap membara dalam rumah tangga Anda berdua.</div><div style="text-align: justify;">Ada beberapa cara dalam menjaga kehidupan seks Anda berdua tetap sehat dan tetap membara, tapi, syaratnya seperti tadi, Anda berdua harus berani sedikit berimajinasi dan mau sedikit nakal dan lebih menggoda. Jadi, ketika pasangan Anda pergi jauh, coba ikuti tips bercinta jarak jauh berikut ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangan Tekan Libido!</div><div style="text-align: justify;">Begitu Anda berhenti berhubungan seksual, tidak akan lama lagi, Anda tidak akan berminat lagi dengan hubungan seks. Tidak ada salahnya Anda memanjakan diri dengan berbagai cara, termasuk masturbasi. Percaya atau tidak, hal ini akan membantu menjaga kesehatan organ reproduksi Anda. Orgasme secara teratur akan membuat organ reproduksi tetap elastis dan tetap terjaga.</div><div style="text-align: justify;">Kondisi organ reproduksi yang tetap terjaga ini akan membantu ketika Anda berdua bertemu dan melepas rindu, Anda tidak harus bersusah payah lagi membangkitkan gairah dan tetap membuat organ reproduksi Anda siap menerima serangan dari pasangan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangan Malu Menggunakan Materi Erotika</div><div style="text-align: justify;">Bukan berarti material pornografi kan? Anda bisa membaca novel-novel romantis yang akan membangkitkan imajinasi dan gairah Anda. Materi erotika bukan berarti Anda harus menonton tayangan vulgar, atau memaksa diri ikut menikmati video porno. Jika Anda memang tidak menyukainya, gunakan saja novel romantis, atau mungkin novel lain yang penuh dengan skAndal seksi yang akan membuat imajinasi Anda melayang! Tidak ada salahnya bukan?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Phone, Mail, or SMS Sex</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_L_Sa78752ra1_FWwCmrsybF7lHN1mSMA69C2OUREsUdfEyEULdY3pnbmyZdZRZVPQbrPMjVJhQ3qhQ5_MwlKBhtc0nEQErcw1kNQQ-TUa-jYMp1dfSvfmAEA28wT0txAABh2e1orbird/s1600/in-bed-on-phone-jpg_042813.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_L_Sa78752ra1_FWwCmrsybF7lHN1mSMA69C2OUREsUdfEyEULdY3pnbmyZdZRZVPQbrPMjVJhQ3qhQ5_MwlKBhtc0nEQErcw1kNQQ-TUa-jYMp1dfSvfmAEA28wT0txAABh2e1orbird/s1600/in-bed-on-phone-jpg_042813.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukan berarti Anda berlagak murahan lho, ini kan pasangan Anda? Buat pasangan Anda tetap terpesona kepada Anda, dengan menggoda dia. Jangan ragu untuk menelepon dia dan dengan suara seksi Anda, ceritakan bahwa Anda menunggunya pulang, dengan hanya mengenakan lingerie terseksi Anda. Ingat, pria sangat mudah terhubung secara visual, jadi ceritakan kepada dia apa yang Anda lakukan, hal ini akan memicu gairahnya.</div><div style="text-align: justify;">Tips nakal: Coba telepon dia di kantor, pada saat dia tidak bisa membalas, hal ini akan membuat pasangan Anda gemas luar biasa dan segera akan ingin pulang ke pelukan (atau pangkuan) Anda!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hanya Buat Anda yang Berani!</div><div style="text-align: justify;">Komunikasi visual sekarang dipermudah dengan adanya internet, beruntung sekali bukan? Anda tinggal menyalakan komputer dan hidupkan web-cam Anda, buat komunikasi rahasia antara Anda dan pasangan Anda yang jauh di sana. Yang jelas bukan berarti Anda harus bertingkah seperti wanita penggoda.</div><div style="text-align: justify;">Cukup tampil seksi dan berpura-pura Anda tidak menyadari bahwa kamera sedang menyala. Dan lakukan apa yang ingin Anda lakukan seAndainya dia ada. Anda boleh percaya atau tidak 80% fantasi pria, berkaitan dengan mengintip wanita telanjang atau, wanita menggoda dia dalam keadaan telanjang.</div><div style="text-align: justify;">Tapi ingat, tips yang satu ini harus Anda lakukan dengan sangat hati-hati dan hanya jika Anda berani dan Anda yakin pasangan Anda sedang berada sendirian di kamarnya! Jangan sampai video Anda terekam orang lain dan malah akan jadi bencana!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rencanakan Acara Seks</div><div style="text-align: justify;">Ketika Anda pertama kali bertemu, semua hubungan seks akan terasa sangat indah, karena Anda berdua ‘lapar’ sekali dalam waktu yang lama. Tapi begitu Anda sudah mulai biasa, tidak ada cara lain selain mencoba hal baru dalam urusan seks. Memang ‘lapar’ akan menyebabkan seks akan menjadi hal yang luar biasa nikmat bagi Anda berdua. Permasalahannya, jika hal yang Anda lakukan terus menerus sama, akhirnya akan membosankan juga.</div><div style="text-align: justify;">Salah satu dari sekian cara mengatasinya adalah dengan membuat ‘rencana’, dan dalam rencana ini, buat daftar berbagai ‘gerakan’, ‘serangan’ dan ‘sasaran’ yang harus dilakukan oleh pasangan Anda. Misalnya coba posisi ini atau itu, dan pindah ke posisi ini atau itu, terserah Anda berdua, atau… buat pasangan Anda menjadi ‘budak’ dan buat dia menurut semua kemauan Anda! Seru bukan?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap Dia Datang, Jangan Lupa Beri ‘Hadiah’</div><div style="text-align: justify;">Jangan takut untuk memberikan dia hadiah yang tidak terlupakan dengan kenakalan ekstra dari Anda. Jangan takut untuk melakukan berbagai hal yang mungkin selama ini hanya ada di bayangan pasangan Anda. Bukan berarti Anda harus mewujudkan semuanya ya, tapi tidak ada salahnya Anda menanyakan apa yang selama ini dia impikan, dan jika Anda tidak keberatan dengan salah satu impiannya, kenapa tidak Anda coba? Intinya, buat dia selalu ingin pulang dan bertemu dengan Anda.</div>

Tips Bercinta (ngeSex) Hubungan Jarak Jauh

Tips Bercinta (ngeSex) Hubungan Jarak Jauh - Bagi Anda yang memiliki suami seorang pelaut, pilot, atau seorang petugas militer, atau pebisn...

+ Read more »

Tips Cara Memuaskan Suami Saat Berhubungan Sex Dijamin Hot

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgojmzJApqryCSA_l1y1SPT-M8XcPw7O69Dz_OLr2b8ntj0wQQDfNgrnK44tQs0XkF13l1fpYVPnMwZj0YK4XxGM4IMRvNa9FvOunTC7tOW1kGEANNNgfWFch1HBae9u09PyizclW9EAQ/s1600/5-cara-memuaskan-pria-di-atas-ranjang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgojmzJApqryCSA_l1y1SPT-M8XcPw7O69Dz_OLr2b8ntj0wQQDfNgrnK44tQs0XkF13l1fpYVPnMwZj0YK4XxGM4IMRvNa9FvOunTC7tOW1kGEANNNgfWFch1HBae9u09PyizclW9EAQ/s1600/5-cara-memuaskan-pria-di-atas-ranjang.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><a href="http://www.stasiunmalam.com/" target="_blank">Tips Cara Memuaskan Suami Saat Berhubungan Sex Dijamin Hot</a></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menghias Diri</div><div style="text-align: justify;">Apabila ingin bercinta, isteri sepatutnya menghias diri. Jgn sesekali tampil ala kadar jer. Penampilan yg baik akan menambah semangat suami dlm bercinta. Sebab itu, sebelum bercinta, mandilah terlebih dahulu, pakailah pakaian yg bersih dan menarik. Juga sembur sedikit bau-bauan agar anda berbau harum.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penuhi Kehendaknya</div><div style="text-align: justify;">Dlm bercinta isteri sering menolak untuk melayani permintaan suami. Ini sering menimbulakan rasa jengkel dan marah si suami. Sebenarnya tiada alasan mengapa isteri perlu menolak keinginan suami, kecuali dia ingin anda melukukan diluar tabii. Apabila apa yg diinginkan suami itu dipenuhi isteri, maka suami akan berasa gembira dan puas. Dan perasaan sayang akan semakin kuat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak Statik</div><div style="text-align: justify;">Sering terjadi, isteri hanya mahu melayan suami dalam satu gaya sahaja. Hal ini boleh menyebabkan suami merasa bosan. Untuk menghindari kebosanan suami, layanilah suami dgn berbagai gaya.</div><div style="text-align: justify;">Bersikap Sopan</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika bercinta, isteri jgn sesekali bersikap kasar. Sentiasalah mengamalkan sikap yg sopan. Sikap sedemikian secara psikologi mempengaruhi semangat suami utk bercinta.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak Mengungkit Kelemahannya</div><div style="text-align: justify;">Dalam bercinta jgn sesekali mengungkit kelemahan suami, misalnya mengungkit tentang ukuran penisnya yg agak kecil atau pendek. Ungkitan seperti ini boleh menurunkan ghairah suami.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jangan Banyak Berbual</div><div style="text-align: justify;">Anda mungkin seorang yg suka berbual. tetapi perkara ini jgn diamalkan ketika anda dan suami anda sedang bercinta. Sebab hal ini akan menyebabkan tumpuan suami dlm menikmati percintaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bersifat Terbuka</div><div style="text-align: justify;">Bersifat terbuka dan jujur adalah satu kemstian dlm bercinta, katalah isteri tidak suka apa yg dilakukan oleh suami, jgn sesekali berdiam diri sahaja. Sebaiknya berterus terang dan memberitahu apa yg seharusnya dilakukan oleh suami. Sikap yg begini akan menambah semangat suami dlm bercinta.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beri Pujian</div><div style="text-align: justify;">Setelah selesai bercinta, jgn lupa utk memberikan pujian atas kehebatan suami. Dgn pujian suami akan berasa bangga. Tetapi kalau suami kurang hebat jgn dicela. Dgn cara yg baik beritahu tentang kekurangannya dan kalau boleh beri cadangan untuk mengatasinya. Semua ini akan membuat suami tampil lebih baik lagi di masa akan datang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rapikan Kamar Tidur</div><div style="text-align: justify;">Sebelum bercinta, rapikan tempat tidur. Bersihkan tempat tidur anda dari kain dan pakaian yg tidak berguna. Jika cadar dan sarung bantal kotor, gantikan dgn yg baru dan bersih. Jgn lupa untuk menyembur sedikit wangian agar ruang tidur terasa nyaman dan wangi. Tpt tidur yg rapi dan wangi secara psikologi akan dapat menambah semangat suami utk bercinta dgn anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bersifat Aktif</div><div style="text-align: justify;">Cumbuan adalah bumbu percintaan. Ia tidak boleh dipandang remeh kerana ianya sama penting dgn hubungan intim itu sendiri. Dan samada suami atau siteri, kedua-duanya dituntut utk aktif..</div><div style="text-align: justify;">Sayangnya, dlm perkara ini yg aktif selalunya suami. Isteri sering bersifat pasif dan menyerah. Agar suami cukup berghairah, isteri perlu bersikap aktif melakukan ransangan di tempat-tempat sensitif.</div>

Tips Cara Memuaskan Suami Saat Berhubungan Sex Dijamin Hot

Tips Cara Memuaskan Suami Saat Berhubungan Sex Dijamin Hot Menghias Diri Apabila ingin bercinta, isteri sepatutnya menghias diri. Jgn seseka...

+ Read more »

Tips dan Cara Agar Malam Pertama Mrs V Tidak Sakit

<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://pakcikli00.files.wordpress.com/2012/06/gaya-memecah-dara-malam-pertama.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://pakcikli00.files.wordpress.com/2012/06/gaya-memecah-dara-malam-pertama.jpg" width="320" /></a></div><b><a href="http://www.stasiunmalam.com/" target="_blank">Tips dan Cara Agar Malam Pertama Mrs V Tidak Sakit</a></b> - Ada beberapa wanita yang trauma saat bercinta di malam pertama karena mereka merasakan kesakitan. Bagi Anda yang takut mengalaminya, berikut ini cara yang bisa dilakukan agar seks di malam pengantin terasa menyenangkan.<br /><br />Dokter kandungan yang juga seksolog, dr. Prima Progestian menyarankan lakukan persiapan mental agar Anda dan suami lebih siap menjalani malam pertama. Persiapan mental ini penting karena ketika hati tenang dan Anda serta suami merasa rileks, bercinta bisa jadi momen yang tak terlupakan.<br /><br />Selain mempersiapkan mental, Anda juga harus memastikan mendapatkan rangsangan yang cukup dari pasangan sebelum bercinta. Rangsangan ini penting agar Miss. V tidak kering.<br /><br />"Selama ada arousal, lubrikasi cukup, mungkin malah nggak sakit. Bisa juga sama sekali nggak sakit karena memang cukup lubrikasinya," jelas dr. Prima yang berpraktek di Brawijaya Women and Children Hospital dan RS Muhammadiyah itu saat berbincang dengan wolipop Kamis (31/5/2012).<br /><br />Wanita sebaiknya juga jangan percaya dengan mitos yang mengatakan malam pertama harus sakit. Mitos tersebut bisa membuat mereka ketakutan sehingga berdampak pada fisik mereka.<br /><br />"Terjadi kekakuan (pada Miss. V), vaginismus, peneterasi jadi sulit dan malah sakit beneran," ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.<br /><br />Rasa sakit yang dialami wanita saat bercinta di malam pertama ini biasanya juga diiringi dengan terjadinya keluarnya darah. Namun seperti dijelaskan di artikel sebelumnya, tidak selalu malam pertama identik dengan keluarnya darah. Penjelasan lebih lanjutnya bisa dibaca di sini.<br /><br />Mengenai keluarnya darah ini, dr. Prima menjelaskan, pendarahan bisa terjadi pada wanita dengan Miss. V yang sempit dan tidak mendapat pemanasan cukup. "Akhirnya robekannya luas, pas kena pembuluh darah arteri," jelasnya.<br /><br />Pendarahan yang terjadi saat malam pertama ini umumnya bisa langsung berhenti dengan segera. Namun itu juga dengan catatan selama wanita tersebut memiliki pembekuan darah yang normal. Wanita yang menderita hemofilia biasanya sulit mengatasi pendarahan ini. Tapi biasanya kelainan hemofilia sudah diketahui sejak anak-anak, sehingga wanita dengan masalah tersebut sudah mempersiapkan diri dengan mengonsumsi obat.<br /><br /><b><a href="http://anenoy.blogspot.com/2013/02/tips-dan-cara-agar-malam-pertama-mrs-v.html">Tips dan Cara Agar Malam Pertama Mrs V Tidak Sakit</a></b>, sekian ,.

Tips dan Cara Agar Malam Pertama Mrs V Tidak Sakit

Tips dan Cara Agar Malam Pertama Mrs V Tidak Sakit - Ada beberapa wanita yang trauma saat bercinta di malam pertama karena mereka merasakan...

+ Read more »

Cerita Sex : Ml Gara-gara Salah Kamar

<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd5fqoBNjBP1szvirAMx2JIkdbsjMg2xwKQ5o2HyLjnjfdu4aI9rRG5YlTmII4uDzemUz2MLXUsEVOg_9HBHg5BmGcQoeNA7ND302JNYtwGxyzToQMeoIbikxrTZDG8GBmPnRO0pb0gfIb/s320/Melanie+cewek+sexy+indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd5fqoBNjBP1szvirAMx2JIkdbsjMg2xwKQ5o2HyLjnjfdu4aI9rRG5YlTmII4uDzemUz2MLXUsEVOg_9HBHg5BmGcQoeNA7ND302JNYtwGxyzToQMeoIbikxrTZDG8GBmPnRO0pb0gfIb/s400/Melanie+cewek+sexy+indonesia.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><a href="http://www.stasiunmalam.com/" target="_blank">Cerita Sex : Ml Gara-gara Salah Kamar</a></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ngentot Perawan Gara-gara Salah Kamar Namaku adalah </div><div style="text-align: justify;">Santoso. Saya bekerja di suatu pabrik </div><div style="text-align: justify;">di </div><div style="text-align: justify;">sekitar kota B. Saya bekerja di sana </div><div style="text-align: justify;">sudah </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">hampir satu tahun. Saya adalah laki- laki </div><div style="text-align: justify;">single berusia 20 tahun dengan </div><div style="text-align: justify;">tinggi </div><div style="text-align: justify;">170cm dan berat badan 65kg. </div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya </div><div style="text-align: justify;">saya malas menceritakan pengalaman </div><div style="text-align: justify;">saya tentang sex tapi karena di situs </div><div style="text-align: justify;">ini </div><div style="text-align: justify;">banyak cerita yang merangsang, jadi </div><div style="text-align: justify;">saya </div><div style="text-align: justify;">sesekali mencoba untuk menulisnya. Setiap tahun pabrik selalu </div><div style="text-align: justify;">mencutikan </div><div style="text-align: justify;">karyawan selama seminggu dan </div><div style="text-align: justify;">inilah </div><div style="text-align: justify;">saatnya para karyawan berlibur. Aku </div><div style="text-align: justify;">merencanakan berlibur sendiri di pantai. </div><div style="text-align: justify;">Jadi aku langsung pulang setelah </div><div style="text-align: justify;">mendapat gaji dari atasan dan </div><div style="text-align: justify;">merapikan </div><div style="text-align: justify;">baju ke koper untuk ke pantai. Aku </div><div style="text-align: justify;">mengunakan bis untuk pergi ke pantai. </div><div style="text-align: justify;">Perjalanan sangat cepat setelah </div><div style="text-align: justify;">hanya </div><div style="text-align: justify;">memakan waktu 30 menit. </div><div style="text-align: justify;">Setelah sampai di pantai, aku </div><div style="text-align: justify;">mengambil koperku ke tempat resepsionis </div><div style="text-align: justify;">dan memesan hotel untuk istirahat. </div><div style="text-align: justify;">Tapi </div><div style="text-align: justify;">aku terkejut ketika seseorang </div><div style="text-align: justify;">bangun dari </div><div style="text-align: justify;">tempat duduknya. Dia adalah perempuan </div><div style="text-align: justify;">yang sangat cantik dengan tubuh </div><div style="text-align: justify;">tinggi </div><div style="text-align: justify;">sekitar 160cm. Aku agak </div><div style="text-align: justify;">terbengong </div><div style="text-align: justify;">sejenak dan tiba-tiba..... "Ada apa pak?" </div><div style="text-align: justify;">tanya cewek itu. "Eee... Saya ingin </div><div style="text-align: justify;">memesan kamar." Jawabku. "Mau </div><div style="text-align: justify;">pesan </div><div style="text-align: justify;">yang mana mas?, disini ada tiga </div><div style="text-align: justify;">macam kamar." tanya lagi dengan </div><div style="text-align: justify;">menunjukan </div><div style="text-align: justify;">papan harga tiga kamar. Aku agak </div><div style="text-align: justify;">bingung memilih kamar karena aku </div><div style="text-align: justify;">terpesona oleh kecantikan gadis ini. </div><div style="text-align: justify;">"Saya ingin kelas menengah" Jawabku </div><div style="text-align: justify;">setelah </div><div style="text-align: justify;">berusaha menghilangkan </div><div style="text-align: justify;">melamunnya. </div><div style="text-align: justify;">"Harganya Rpxxx" Jawab cewek itu. </div><div style="text-align: justify;">Lalu aku membayar uang tersebut. Pada </div><div style="text-align: justify;">saat </div><div style="text-align: justify;">dia mengetik komputer resepsionis, </div><div style="text-align: justify;">aku </div><div style="text-align: justify;">sengaja melihat namanya yang </div><div style="text-align: justify;">menempel di baju sakunya. Lia namanya. Aku </div><div style="text-align: justify;">juga </div><div style="text-align: justify;">lihat tubuhnya dan aku </div><div style="text-align: justify;">mengelengkan </div><div style="text-align: justify;">kepalaku sambil berpikir, "Benar </div><div style="text-align: justify;">benar sempurna." Walaupun dia </div><div style="text-align: justify;">mengunakan jas </div><div style="text-align: justify;">seperti layaknya karyawan tapi </div><div style="text-align: justify;">tubuhnya </div><div style="text-align: justify;">sangat seksi. Aku terus bengong </div><div style="text-align: justify;">sambil menunggu dia selesai mengetik. </div><div style="text-align: justify;">Akhirnya </div><div style="text-align: justify;">dia mengangkat kepalanya dan </div><div style="text-align: justify;">mengasih </div><div style="text-align: justify;">kunci itu sambil berkata "Selamat </div><div style="text-align: justify;">menikmati hotel kami." Aku mengambil </div><div style="text-align: justify;">kunci itu dan naik ke kamar hotel. </div><div style="text-align: justify;">Sesampai di kamar hotel, aku </div><div style="text-align: justify;">berbaring di </div><div style="text-align: justify;">ranjang dan memikirkan perempuan </div><div style="text-align: justify;">tersebut. Tapi lama-kelamaan aku jadi </div><div style="text-align: justify;">mulai terangsang dan burungku </div><div style="text-align: justify;">berdenyut </div><div style="text-align: justify;">ingin keluar dari sarangnya. Aku </div><div style="text-align: justify;">ingin berusaha untuk tidak </div><div style="text-align: justify;">memikirkan yang tidak- tidak, tapi burungku terus berontak ingin </div><div style="text-align: justify;">keluar. Jadi </div><div style="text-align: justify;">aku melorotkan celana jeans dan </div><div style="text-align: justify;">celana </div><div style="text-align: justify;">dalamku sampai ke paha. Muncullah </div><div style="text-align: justify;">Elang tanpa sayap yang tegak itu. Aku </div><div style="text-align: justify;">mulai memegang penisku sendiri </div><div style="text-align: justify;">sambil </div><div style="text-align: justify;">memikirkan perempuan tersebut. </div><div style="text-align: justify;">Aku tidak </div><div style="text-align: justify;">tahan dan mulai mengocok penisku sendiri </div><div style="text-align: justify;">dengan irama pelan. Setelah </div><div style="text-align: justify;">mengocok </div><div style="text-align: justify;">lama, aku merasakan kamarku </div><div style="text-align: justify;">menjadi </div><div style="text-align: justify;">panas jadi aku berdiri dan berhenti sejenak </div><div style="text-align: justify;">untuk melepaskan semua pakaian. </div><div style="text-align: justify;">Aku </div><div style="text-align: justify;">ingin memulainya lagi tapi tiba-tiba </div><div style="text-align: justify;">ada </div><div style="text-align: justify;">orang yang membuka pintu kamarku. Aku </div><div style="text-align: justify;">sangat kaget dan berusaha memakai </div><div style="text-align: justify;">bajuku tapi seseorang terlanjur </div><div style="text-align: justify;">melihatku. </div><div style="text-align: justify;">Ternyata perempuan lain yang tak </div><div style="text-align: justify;">kukenal tapi sangat cantik. Kami saling </div><div style="text-align: justify;">bertatapan </div><div style="text-align: justify;">sejenak dan perempuan itu mulai </div><div style="text-align: justify;">bicara. </div><div style="text-align: justify;">"Ap..a...kah. in..i kamar no.xxx?" </div><div style="text-align: justify;">Aku terkejut mendengar perkataannya </div><div style="text-align: justify;">karena </div><div style="text-align: justify;">biasanya perempuan langsung </div><div style="text-align: justify;">menutup </div><div style="text-align: justify;">pintunya kalau melihat tubuh </div><div style="text-align: justify;">telanjang lawan jenis. Aku bingung harus </div><div style="text-align: justify;">menjawab </div><div style="text-align: justify;">apa karena takut salah. Masih dalam </div><div style="text-align: justify;">keadaan telanjang,aku </div><div style="text-align: justify;">memberanikan diri </div><div style="text-align: justify;">dan menjawab. "Tolong anda masuk dan </div><div style="text-align: justify;">tutup pintunya dulu." Aku mulai </div><div style="text-align: justify;">merasa </div><div style="text-align: justify;">sangat kacau karena aku tidak tahu </div><div style="text-align: justify;">apa </div><div style="text-align: justify;">yang kukatakan benar atau salah. Perempuan itu tersenyum dan </div><div style="text-align: justify;">masuk ke </div><div style="text-align: justify;">dalam kamarku. Setelah menutupi </div><div style="text-align: justify;">pintu </div><div style="text-align: justify;">kamarku, dia bertanya lagi. "Apakah </div><div style="text-align: justify;">ini kamar no.xxx?" Aku sangat pusing </div><div style="text-align: justify;">melihat </div><div style="text-align: justify;">keadaan sekarang dan bermaksud </div><div style="text-align: justify;">untuk </div><div style="text-align: justify;">lari tapi aku tidak bisa lari. Aku </div><div style="text-align: justify;">menghembus napasku dalam-dalam dan </div><div style="text-align: justify;">berkata. "Ini.. bukan.. kamar... xxx.." </div><div style="text-align: justify;">Setelah mendengar jawabanku, dia </div><div style="text-align: justify;">tidak </div><div style="text-align: justify;">pergi malah mendekatiku dan </div><div style="text-align: justify;">berkata. "Kenapa kau masih dalam keadaan </div><div style="text-align: justify;">telanjang?" Setelah mendengar </div><div style="text-align: justify;">perkataan </div><div style="text-align: justify;">itu, aku masih bingung sekaligus </div><div style="text-align: justify;">terangsang seolah ingin cepat-cepat </div><div style="text-align: justify;">bergumul dengannya tapi juga takut karena belum pernah melakukan </div><div style="text-align: justify;">hubungan dengan lawan jenis. </div><div style="text-align: justify;">Tangan </div><div style="text-align: justify;">kanan perempuan itu mulai </div><div style="text-align: justify;">memegang </div><div style="text-align: justify;">badan bidanku dengan usapan kecil. Aku </div><div style="text-align: justify;">masih belum tahu apa yang harus </div><div style="text-align: justify;">kulakukan. Tangan kirinya </div><div style="text-align: justify;">memegang alat </div><div style="text-align: justify;">vitalku dan bertanya. "Apakah kau </div><div style="text-align: justify;">pernah melakukannya?" Aku tidak </div><div style="text-align: justify;">menjawab dan </div><div style="text-align: justify;">langsung mencium bibir mungil itu </div><div style="text-align: justify;">secara </div><div style="text-align: justify;">acak- acakan. Dia pun mulai </div><div style="text-align: justify;">membalasnya. Aku kaget dengan reaksiku </div><div style="text-align: justify;">sendiri karena aku tidak </div><div style="text-align: justify;">memerintahkan </div><div style="text-align: justify;">untuk mencium. Dia mulai </div><div style="text-align: justify;">mengeluarkan </div><div style="text-align: justify;">lidahnya dan mencari lidahku. Aku jadi </div><div style="text-align: justify;">mulai membalasnya. Setelah </div><div style="text-align: justify;">beberapa </div><div style="text-align: justify;">saat kami ciuman, dia melepaskan </div><div style="text-align: justify;">ciumannya dan berkata di dekat </div><div style="text-align: justify;">telingaku. "Tenang saja, kita akan bersenang </div><div style="text-align: justify;">senang." Dia membuka semua </div><div style="text-align: justify;">bajunya </div><div style="text-align: justify;">dan melempar di lantai. Tampaklah </div><div style="text-align: justify;">bukit </div><div style="text-align: justify;">kembar yang lumayan besar dan garis </div><div style="text-align: justify;">feminimnya dengan sedikit berbulu. </div><div style="text-align: justify;">Aku </div><div style="text-align: justify;">menelan ludah setelah melihat tubuh </div><div style="text-align: justify;">wanita yang begitu indahnya tepat di </div><div style="text-align: justify;">depan mataku. Dia mendorongku ke tempat ranjang dan aku jatuh </div><div style="text-align: justify;">terbaring di </div><div style="text-align: justify;">ranjang. Dia datang dan mulai </div><div style="text-align: justify;">mengusap </div><div style="text-align: justify;">elangku. "Ahh............" Gunamku. </div><div style="text-align: justify;">"Apakah enak mas?" Tanya si cewek. </div><div style="text-align: justify;">"En.....ahhkk....k" belum sempat aku </div><div style="text-align: justify;">menjawab, dia sudah memasukin </div><div style="text-align: justify;">penisku </div><div style="text-align: justify;">ke dalam mulutnya. Dia masih </div><div style="text-align: justify;">mengulum penisku yang membuatku merem- </div><div style="text-align: justify;">melek </div><div style="text-align: justify;">dengan napas yang tidak teratur. </div><div style="text-align: justify;">"Ahhhkkkkk............. </div><div style="text-align: justify;">Ahhhkkkkk......... </div><div style="text-align: justify;">Ahhhkkkkk......." Aku mengerang saat </div><div style="text-align: justify;">lidahnya menjilati lubang penisku. </div><div style="text-align: justify;">Dia </div><div style="text-align: justify;">terus menjilati lubang penisku jadi </div><div style="text-align: justify;">rasanya </div><div style="text-align: justify;">seperti mau cepat cepat keluar. Setelah </div><div style="text-align: justify;">beberapa saat, aku mulai merasa </div><div style="text-align: justify;">gatal </div><div style="text-align: justify;">dan berdenyut di sekitar penisku. </div><div style="text-align: justify;">"A..khhhh...u ti....d..ahkk </div><div style="text-align: justify;">khh.....uu.....aaaatttt." Teriakku. Aku langsung menyemburkan cairan </div><div style="text-align: justify;">kejantananku ke dalam mulut </div><div style="text-align: justify;">perempuan </div><div style="text-align: justify;">itu. Cairan yang kukeluarkan sangat </div><div style="text-align: justify;">banyak tapi sepertinya perempuan </div><div style="text-align: justify;">itu menelan sebagian spermaku. </div><div style="text-align: justify;">Badanku </div><div style="text-align: justify;">langsung terasa lemas dan serasa </div><div style="text-align: justify;">ingin </div><div style="text-align: justify;">tidur. "Mas jangan tidur dulu dong </div><div style="text-align: justify;">mas!!" teriak cewek itu sambil menepuk </div><div style="text-align: justify;">dadaku. </div><div style="text-align: justify;">Aku terbangun dan ingat bahwa aku </div><div style="text-align: justify;">sedang melakukan hubungan. </div><div style="text-align: justify;">"Ak..u </div><div style="text-align: justify;">be..nar be..nar di..buat kamu pingsan, eh </div><div style="text-align: justify;">ngo..mong ngo...mong kamu </div><div style="text-align: justify;">sia...pa?" </div><div style="text-align: justify;">Aku berbicara setelah ingat bahwa </div><div style="text-align: justify;">aku </div><div style="text-align: justify;">ingin tahu siapa dia. "Kalo mas ingin tahu </div><div style="text-align: justify;">siapa aku, kau harus melakukannya </div><div style="text-align: justify;">sekali </div><div style="text-align: justify;">lagi, setuju tidak?" tantang cewek itu. </div><div style="text-align: justify;">"Iya </div><div style="text-align: justify;">deh." jawabku dengan lebih percaya diri </div><div style="text-align: justify;">dan langsung bangun dari tempat </div><div style="text-align: justify;">tidur </div><div style="text-align: justify;">untuk melakukan seksual. Aku </div><div style="text-align: justify;">membalikkan badan cewek itu </div><div style="text-align: justify;">menjadi tidur berbaring dan langsung </div><div style="text-align: justify;">menjilat </div><div style="text-align: justify;">payudaranya mulai dari kiri dan </div><div style="text-align: justify;">menekan </div><div style="text-align: justify;">jari telunjuk ke punting kanan </div><div style="text-align: justify;">cewek itu. "Ahh....." Gunam cewek itu. Aku </div><div style="text-align: justify;">terus </div><div style="text-align: justify;">menjilat puting kirinya cewek itu </div><div style="text-align: justify;">dengan </div><div style="text-align: justify;">lembut dan menghisap sambil </div><div style="text-align: justify;">mengoyangkan jari telunjuk kiri ke punting </div><div style="text-align: justify;">kanannya. Ini membuat dia merem- </div><div style="text-align: justify;">melek </div><div style="text-align: justify;">dan... "Ahhhh......ge...li.... geee...lliiiii </div><div style="text-align: justify;">ahhh...." "Masssss......" rintih cewek </div><div style="text-align: justify;">itu dengan suara menggoda. Aku yang </div><div style="text-align: justify;">tadinya sudah kecapean mulai </div><div style="text-align: justify;">terangsang </div><div style="text-align: justify;">lagi setelah mendengar suara merdu </div><div style="text-align: justify;">yang </div><div style="text-align: justify;">mengoda. Aku terus menjilati kadang </div><div style="text-align: justify;">kadang mencium, menghisap dalam- </div><div style="text-align: justify;">dalam supaya ingin merasakan </div><div style="text-align: justify;">nikmat </div><div style="text-align: justify;">punting susu seorang wanita. </div><div style="text-align: justify;">Setelah puas dengan yang punting kiri, aku </div><div style="text-align: justify;">menghisap </div><div style="text-align: justify;">yang kanan. Ini kulakukan berulang </div><div style="text-align: justify;">kali </div><div style="text-align: justify;">sampai payudaranya basah penuh </div><div style="text-align: justify;">oleh cairan ludahku. Tangan kananku </div><div style="text-align: justify;">mulai </div><div style="text-align: justify;">menurun dan memegang bagian </div><div style="text-align: justify;">feminim </div><div style="text-align: justify;">wanita tersebut. Aku mencoba </div><div style="text-align: justify;">memegangnya dengan seluruh tangan </div><div style="text-align: justify;">tetapi wanita tersebut menolaknya </div><div style="text-align: justify;">dengan </div><div style="text-align: justify;">mengrapatkan kedua pahanya. Aku </div><div style="text-align: justify;">ingin </div><div style="text-align: justify;">berusahanya tetapi dia mengatakan sesuatu diiringi dengan rintihan. </div><div style="text-align: justify;">"Mas... </div><div style="text-align: justify;">s...... ja...... ngan....... </div><div style="text-align: justify;">duuu...lll...uuuuu.....mas" </div><div style="text-align: justify;">"Sa...yyaaa.... </div><div style="text-align: justify;">ma...ssiihhh..... pe.....rrraaaa....wwa....aannn" kata </div><div style="text-align: justify;">cewek </div><div style="text-align: justify;">itu. Aku tidak perduli dengan </div><div style="text-align: justify;">rintihan </div><div style="text-align: justify;">tersebut dan mencobanya dengan </div><div style="text-align: justify;">mencium bibirnya dengan tangan kiriku </div><div style="text-align: justify;">masih memijit bagian kanan punting </div><div style="text-align: justify;">wanita tersebut. Setelah mencium </div><div style="text-align: justify;">bibir </div><div style="text-align: justify;">tersebut aku menulusuri leher </div><div style="text-align: justify;">wanita tersebut. "Ge......llllliiiiii..... ahhhhh.... </div><div style="text-align: justify;">ngi......llluuuu" rintih wanita tersebut. </div><div style="text-align: justify;">Aku </div><div style="text-align: justify;">ingin sekali rasanya untuk cepat </div><div style="text-align: justify;">cepat </div><div style="text-align: justify;">menghabisinya tetapi aku masih bingung </div><div style="text-align: justify;">harus merangsangkan bagian mana </div><div style="text-align: justify;">lagi </div><div style="text-align: justify;">supaya dia terangsang. Jadi aku </div><div style="text-align: justify;">mendekatkan kuping wanita itu dan </div><div style="text-align: justify;">mengatakan sesuatu. "Sayang, saya ingin </div><div style="text-align: justify;">sekali mencicipi keharuman feminim </div><div style="text-align: justify;">mu." </div><div style="text-align: justify;">"Tuunnnnngggguuuuu.......... </div><div style="text-align: justify;">Masssssss..... Ahhhh...." Jawab Cewek </div><div style="text-align: justify;">itu. Tetapi kata kata tersebut mulai </div><div style="text-align: justify;">melemah </div><div style="text-align: justify;">dan pada saat tangan kananku mulai </div><div style="text-align: justify;">membuka bagian paha cewek itu, </div><div style="text-align: justify;">dia </div><div style="text-align: justify;">sepertinya tidak menolak. Dia membuka </div><div style="text-align: justify;">pahanya dan aku mulai merasakan </div><div style="text-align: justify;">kehangatan bagian bawah cewek </div><div style="text-align: justify;">tersebut. </div><div style="text-align: justify;">Aku mulai memegangnya dengan </div><div style="text-align: justify;">telapak penuh dan mengerakannya naik </div><div style="text-align: justify;">turun </div><div style="text-align: justify;">dengan irama pelan. </div><div style="text-align: justify;">"Shhhhh......Shhh..." </div><div style="text-align: justify;">Cewek itu merintih. </div><div style="text-align: justify;">"Hhhhhh.......hhhhhh" Aku memberanikan diri dan mulai </div><div style="text-align: justify;">mengosokkan vaginanya dengan </div><div style="text-align: justify;">agak </div><div style="text-align: justify;">cepat sambil menghisap puntingnya </div><div style="text-align: justify;">sangat dalam. Ini membuat dia </div><div style="text-align: justify;">tambah terangsang dan aku mulai </div><div style="text-align: justify;">merasakan </div><div style="text-align: justify;">lembab vagina perempuan </div><div style="text-align: justify;">tersebut.Aku </div><div style="text-align: justify;">melepaskan ciuman tersebut dan </div><div style="text-align: justify;">langsung menurun ke bagian feminim </div><div style="text-align: justify;">tersebut. Aku </div><div style="text-align: justify;">mengendus dan merasakan </div><div style="text-align: justify;">keharuman </div><div style="text-align: justify;">yang tidak pernah aku rasakan </div><div style="text-align: justify;">sebelumnya. Aku pun memulainya dengan </div><div style="text-align: justify;">jilatan kecil di permukaan vagina </div><div style="text-align: justify;">yang </div><div style="text-align: justify;">membuat napasnya tidak teratur. </div><div style="text-align: justify;">"Hhhhh..........hhhhhh" </div><div style="text-align: justify;">"A.....ku.......ahhhhhhssssshhhh" Cewek itu </div><div style="text-align: justify;">sepertinya ingin mengatakan </div><div style="text-align: justify;">sesuatu </div><div style="text-align: justify;">tetapi aku tidak memperdulinya dan </div><div style="text-align: justify;">menjilatinya dengan lebih cepat. Aku </div><div style="text-align: justify;">menjilatinya terus-menerus sampai aku </div><div style="text-align: justify;">mulai merasakan ada sesuatu yang </div><div style="text-align: justify;">seperti </div><div style="text-align: justify;">bola kecil mencuat keluar. Aku tidak </div><div style="text-align: justify;">mengerti dan coba untuk </div><div style="text-align: justify;">menjilatinya tapi tiba-tiba....... "Ahhhhkkkkk........ </div><div style="text-align: justify;">Ge.....lllllliiiiii..... </div><div style="text-align: justify;">niiikkk...Ahhhhh....ma...t... ahh.." </div><div style="text-align: justify;">Cewek </div><div style="text-align: justify;">itu merintih lebih keras seolah olah </div><div style="text-align: justify;">ingin minta tolong pada seseorang. Aku </div><div style="text-align: justify;">pun </div><div style="text-align: justify;">mengerti ternyata dia merasa nikmat </div><div style="text-align: justify;">kalau </div><div style="text-align: justify;">dijilat di daerah situ. Dia mulai </div><div style="text-align: justify;">menjambak kepalaku yang membuatku </div><div style="text-align: justify;">kesakitan tapi </div><div style="text-align: justify;">aku tidak ragu-ragu lagi dan mulai </div><div style="text-align: justify;">menjilatinya terus-menerus sampai </div><div style="text-align: justify;">tiba- </div><div style="text-align: justify;">tiba aku mendengar sesuatu. "Ahhhhh..... </div><div style="text-align: justify;">kk.... Ak......uuuu...... </div><div style="text-align: justify;">iiiiinnnggg...iii...nnn.... </div><div style="text-align: justify;">kkkkeeeelllluuuuaarrr" Bersamaan </div><div style="text-align: justify;">dengan </div><div style="text-align: justify;">suara itu, aku merasa ada cairan yang </div><div style="text-align: justify;">keluar sangat deras. Kepalaku pun </div><div style="text-align: justify;">dijepit </div><div style="text-align: justify;">erat-erat yang membuatku tidak bisa </div><div style="text-align: justify;">bergerak. Aku merasa sesak napas </div><div style="text-align: justify;">karena tidak ada ruangan yang bisa buat </div><div style="text-align: justify;">bernapas. Aku diam sejenak untuk </div><div style="text-align: justify;">mengetahui apa yang terjadi. Setelah </div><div style="text-align: justify;">beberapa saat, tangan yang </div><div style="text-align: justify;">memjambakku </div><div style="text-align: justify;">mengendor dan kaki yang menjepitku pun </div><div style="text-align: justify;">melepas. Aku mengangkat kepala </div><div style="text-align: justify;">dan lihat </div><div style="text-align: justify;">matanya mulai terbuka. </div><div style="text-align: justify;">"Ma..sss....kamu...he...bbaattt...." Ujar </div><div style="text-align: justify;">cewek itu. "Kamu juga hebat sayang." </div><div style="text-align: justify;">Jawabku. "Masss, kau.. tahu.... </div><div style="text-align: justify;">tidak.... </div><div style="text-align: justify;">bahwa.... kau.... sala.h kam..ar?" </div><div style="text-align: justify;">Tanya </div><div style="text-align: justify;">cewek itu dengan suara lemas. Aku agak </div><div style="text-align: justify;">bingung dan berbicara kembali. "Ini </div><div style="text-align: justify;">kan </div><div style="text-align: justify;">kamar yyy...." "Tid...ak, Ini </div><div style="text-align: justify;">kam..ar...xxx" </div><div style="text-align: justify;">tutur cewek itu. Aku kaget setengah mati </div><div style="text-align: justify;">dan baru mengerti bahwa akulah </div><div style="text-align: justify;">yang </div><div style="text-align: justify;">salah. "Nama kamu siapa sayang?" </div><div style="text-align: justify;">Aku </div><div style="text-align: justify;">tanya dia setelah tenang dengan memegang pipinya. "Ak.u ada..lah </div><div style="text-align: justify;">Cellia." </div><div style="text-align: justify;">Jawabnya. "Apakah kau mau jadi </div><div style="text-align: justify;">istri </div><div style="text-align: justify;">saya?" Tanyaku. "Kau be..nar-be..nar </div><div style="text-align: justify;">nak..al." Jawabnya. Setelah menjawab itu, </div><div style="text-align: justify;">aku langsung mencium bibirnya dan </div><div style="text-align: justify;">memulai permainannya lagi. Aku </div><div style="text-align: justify;">mengeluarkan lidahku dan mencari </div><div style="text-align: justify;">lidahnya untuk dimain. Dia pun </div><div style="text-align: justify;">membalasnya dengan penuh nafsu. "mmm.....mmmmm....." itulah suara </div><div style="text-align: justify;">yang </div><div style="text-align: justify;">dikeluarkan waktu lidah kami </div><div style="text-align: justify;">beradu. Aku </div><div style="text-align: justify;">terus memainkan lidahnya sambil </div><div style="text-align: justify;">kuangkat setengah badannya. Keadaanku </div><div style="text-align: justify;">sekarang lebih tenang dibanding </div><div style="text-align: justify;">yang tadi </div><div style="text-align: justify;">jadi aku melepas ciumannya dan </div><div style="text-align: justify;">dengan </div><div style="text-align: justify;">santai menjilati lehernya naik turun. "Hhhhhhh........hhhhh.." itulah suara </div><div style="text-align: justify;">cewek </div><div style="text-align: justify;">yang lagi mendesah. Permainan di </div><div style="text-align: justify;">leher </div><div style="text-align: justify;">sudah cukup untukku dan aku </div><div style="text-align: justify;">bermaksud untuk mulai lagi di bagian dadanya. </div><div style="text-align: justify;">Aku </div><div style="text-align: justify;">turun dan mulai menghisap </div><div style="text-align: justify;">payudara </div><div style="text-align: justify;">kirinya. Aku menyedot, mencium, </div><div style="text-align: justify;">mengendus payudaranya. Sedangkan </div><div style="text-align: justify;">tanganku mulai lagi memijit kanan </div><div style="text-align: justify;">payudara indah itu. Aku menghisap </div><div style="text-align: justify;">terus- </div><div style="text-align: justify;">menerus sampai payudara kirinya </div><div style="text-align: justify;">basah kuyup dan aku pun berpindah lagi </div><div style="text-align: justify;">menghisap ke punting kanan. Aku </div><div style="text-align: justify;">mengulang terus-menerus dari kiri </div><div style="text-align: justify;">ke </div><div style="text-align: justify;">kanan, dan kanan ke kiri. "Ahhhh...... </div><div style="text-align: justify;">Ahhhhh... Ahhhhh.... geeee....llliiii.... ngi...lll...uuuu...." Itulah kata-kata </div><div style="text-align: justify;">yang </div><div style="text-align: justify;">terulang terus- menerus. </div><div style="text-align: justify;">"Maaaa...ssssss.... co....bbbaaa..... </div><div style="text-align: justify;">mm.....aa..sssuuuu...kkkiiiinnn.... </div><div style="text-align: justify;">mmm..aaaa..ssss.." "Akkk...uuuuu... suuu..dd..ahhh... </div><div style="text-align: justify;">s...iii...aaa...pppp...Akhh." Sepertinya </div><div style="text-align: justify;">kata </div><div style="text-align: justify;">itu mulai muncul ketika aku mengigit </div><div style="text-align: justify;">kecil </div><div style="text-align: justify;">di punting kanan wanita itu.Aku masih </div><div style="text-align: justify;">belum ingin menancap gas karena </div><div style="text-align: justify;">pikiranku sudah agak tenang, aku </div><div style="text-align: justify;">ingin dia </div><div style="text-align: justify;">merasakan kehebatan permainanku. </div><div style="text-align: justify;">Tetapi dia sangat ganas. Dia membalikan </div><div style="text-align: justify;">tubuhku dan menindihnya di atas </div><div style="text-align: justify;">tubuhku. </div><div style="text-align: justify;">Aku tidak bisa apa-apa dan </div><div style="text-align: justify;">mengikuti </div><div style="text-align: justify;">permainannya. Dia menunduk dan menjilati puntingku. </div><div style="text-align: justify;">"Ahhhkk....Ahhhh." </div><div style="text-align: justify;">Desahku sambil berusaha </div><div style="text-align: justify;">mengangkat </div><div style="text-align: justify;">kepalanya. Tetapi dia melarang dan </div><div style="text-align: justify;">menepis kedua tanganku. Setelah menjilat </div><div style="text-align: justify;">sebentar puntingku, dia duduk </div><div style="text-align: justify;">memegang </div><div style="text-align: justify;">penisku dan berusaha memasukinya </div><div style="text-align: justify;">ke </div><div style="text-align: justify;">dalam liang vaginanya. "Astaga, ini perempuan masih perawan tapi </div><div style="text-align: justify;">berani </div><div style="text-align: justify;">memasukinya, benar benar lihai." </div><div style="text-align: justify;">pikirku. </div><div style="text-align: justify;">Saat memasuki ke dalam liang </div><div style="text-align: justify;">vaginanya, aku mengalami kesulitan. Aku </div><div style="text-align: justify;">merasa </div><div style="text-align: justify;">susah sekali memasukinya. Dia mulai </div><div style="text-align: justify;">menekan sedikit demi sedikit dan </div><div style="text-align: justify;">akhirnya </div><div style="text-align: justify;">masuk setengah. Setelahmemasukinya, dia </div><div style="text-align: justify;">mulai mengenjot dengan irama </div><div style="text-align: justify;">pelan. </div><div style="text-align: justify;">"Ahhh...Ahhh." Kami berdua </div><div style="text-align: justify;">mendesah </div><div style="text-align: justify;">secara bersama. Aku merasa sepertinya </div><div style="text-align: justify;">ada sesuatu yang menyentuh seperti </div><div style="text-align: justify;">dinding di dalam vaginanya tetapi </div><div style="text-align: justify;">aku </div><div style="text-align: justify;">tidak tahu apa itu karena yang </div><div style="text-align: justify;">kurasakan saat itu hanyalah nikmat. Aku mulai </div><div style="text-align: justify;">mengangkat pinggulku untuk </div><div style="text-align: justify;">menusuknya </div><div style="text-align: justify;">lebih dalam. "Ahhhh....Ahhhh." Kami </div><div style="text-align: justify;">terus </div><div style="text-align: justify;">mendesah tidak beraturan. Permainan </div><div style="text-align: justify;">yang menyenangkan ini kuteruskan </div><div style="text-align: justify;">dengan irama agak cepat tapi </div><div style="text-align: justify;">sepertinya </div><div style="text-align: justify;">cewek itu agak kesakitan. </div><div style="text-align: justify;">"A....dduu..hhh... sssaa...kkkkk..iiii...tttt" "Say.., </div><div style="text-align: justify;">ke..na..pa?" </div><div style="text-align: justify;">Tanyaku. "Ak...uuu </div><div style="text-align: justify;">suu...dddaahh....Ahhhhh." Jawabnya </div><div style="text-align: justify;">terhenti. "Ke..na..pa?" Tanyaku </div><div style="text-align: justify;">penasaran. "ttiii...ddaakkk...per...aaww...a..nnn" </div><div style="text-align: justify;">Lanjutnya lagi. Pada saat bersamaan </div><div style="text-align: justify;">dengan teriakan itu, aku merasakan </div><div style="text-align: justify;">seperti menembus sesuatu dan aku </div><div style="text-align: justify;">sadar </div><div style="text-align: justify;">pada saat darah mengalir di daerah perutku. Ternyata aku telah meregut </div><div style="text-align: justify;">keperawanan gadis itu. "Celaka, aku </div><div style="text-align: justify;">tidak </div><div style="text-align: justify;">sadar bahwa dia masih gadis karena </div><div style="text-align: justify;">saya </div><div style="text-align: justify;">terlalu keasyikan bermain." Pikirku. Pada </div><div style="text-align: justify;">saat yang sama, pikiranku juga </div><div style="text-align: justify;">merasakan </div><div style="text-align: justify;">menyesal sekaligus nikmat. "Mau </div><div style="text-align: justify;">gimana </div><div style="text-align: justify;">lagi, nasi sudah jadi bubur!" Aku diam </div><div style="text-align: justify;">sejenak untuk menenangkan situasi. </div><div style="text-align: justify;">Setelah agak tenang, perempuan itu </div><div style="text-align: justify;">melihat ke arahku dengan agak </div><div style="text-align: justify;">merangsang sambil menekan </div><div style="text-align: justify;">dadaku dan mulai mengenjotnya lagi. Aku pun </div><div style="text-align: justify;">tersenyum dan mengetahui bahwa </div><div style="text-align: justify;">dia </div><div style="text-align: justify;">tidak menyesal kehilangan </div><div style="text-align: justify;">kegadisannya. </div><div style="text-align: justify;">"Ahhh......Ahhhhhh." Kami mulai lagi mendesah hebat ketika enjotannya </div><div style="text-align: justify;">semakin cepat. "A....yooo..... </div><div style="text-align: justify;">masss...." </div><div style="text-align: justify;">Dia mengatakan itu sambil </div><div style="text-align: justify;">mendesah. </div><div style="text-align: justify;">"ma...ssuuukkkiinn.... ahhh... ke..... daaaa...la...am." Dia terus berusaha </div><div style="text-align: justify;">mengatakan sesuatu. "akkk....uuuu </div><div style="text-align: justify;">in....giii...n me...ra.a..saa..kan </div><div style="text-align: justify;">el...ang...aahhhh..... </div><div style="text-align: justify;">bb...eee..sss..aaa..rrr." Aku tidak </div><div style="text-align: justify;">begitu jelas apa yang dia katakan, tetapi </div><div style="text-align: justify;">saya </div><div style="text-align: justify;">tahu bahwa dia menikmatinya </div><div style="text-align: justify;">karena dia </div><div style="text-align: justify;">terus mengenjotnya dengan irama </div><div style="text-align: justify;">lumayan cepat dibanding tadi. Marathon </div><div style="text-align: justify;">yang melelahkan masih terus </div><div style="text-align: justify;">berlanjut, </div><div style="text-align: justify;">permainan ini kurasakan sangat </div><div style="text-align: justify;">lama </div><div style="text-align: justify;">sampai aku mulai merasa ada yang berdenyut lagi di sekujur burungku. </div><div style="text-align: justify;">"Cell...iiaa..., a...kkkkuuu..ahh... </div><div style="text-align: justify;">iinnngggiinnn...kkkeee..lllluuaaarrr.." </div><div style="text-align: justify;">Aku </div><div style="text-align: justify;">berbicara sambil memegang pinggul </div><div style="text-align: justify;">perempuan itu. "Sayyaa... jjjuuu.gggaaa... </div><div style="text-align: justify;">ttiiiddaakkk....aahhhhh... </div><div style="text-align: justify;">ttaahhaaannn." </div><div style="text-align: justify;">Suara histeris perempuan itu mulai </div><div style="text-align: justify;">kencang. Tiba-tiba aku merasakan </div><div style="text-align: justify;">ada cairan banyak yang keluar dari liang </div><div style="text-align: justify;">tersebut dan memuncratkan di </div><div style="text-align: justify;">penisku. </div><div style="text-align: justify;">Cairan ini membuat permainanku </div><div style="text-align: justify;">ingin </div><div style="text-align: justify;">cepat berakhir karena sangat licin dan.... </div><div style="text-align: justify;">"Ahhhhkkkkkkkk.....Ahhhkkkkkk" </div><div style="text-align: justify;">Aku teriak </div><div style="text-align: justify;">sekencang kencangnya sambil </div><div style="text-align: justify;">menaik- </div><div style="text-align: justify;">turunkan pinggul perempuan itu dengan </div><div style="text-align: justify;">sangat cepat. </div><div style="text-align: justify;">"Croootttt......Crooottttt...." </div><div style="text-align: justify;">Burungku akhirnya mengeluarkan </div><div style="text-align: justify;">cahaya </div><div style="text-align: justify;">putih yang sangat banyak. Kurasakan </div><div style="text-align: justify;">bahwa aku menyemburkannya 7 </div><div style="text-align: justify;">kali </div><div style="text-align: justify;">didalam liang vagina perempuan </div><div style="text-align: justify;">tersebut. </div><div style="text-align: justify;">Setelah beberapa saat, tanganku mulai </div><div style="text-align: justify;">berhenti dan melepaskannya. Aku </div><div style="text-align: justify;">pun </div><div style="text-align: justify;">terasa sangat lemas. Aku </div><div style="text-align: justify;">memejamkan </div><div style="text-align: justify;">mataku dan aku pun tertidur. Di detik </div><div style="text-align: justify;">terakhir, aku hanya merasakan </div><div style="text-align: justify;">bahwa </div><div style="text-align: justify;">perempuan itu tertidur di pangkuan </div><div style="text-align: justify;">dadaku. Setelah matahari terbit di </div><div style="text-align: justify;">pagi hari, aku pun pelan-pelan membuka </div><div style="text-align: justify;">mataku. Aku masih bingung apakah </div><div style="text-align: justify;">kemarin aku bermimpi atau tidak. </div><div style="text-align: justify;">Aku pun </div><div style="text-align: justify;">menengok kiri dan kanan untuk </div><div style="text-align: justify;">mengetahuinya. Ternyata aku tidak mimpi </div><div style="text-align: justify;">dan aku melihat ada wanita sedang </div><div style="text-align: justify;">merapikan bajunya dan siap untuk </div><div style="text-align: justify;">pergi. </div><div style="text-align: justify;">Aku memanggilnya tapi.... "Sayang, </div><div style="text-align: justify;">kau mau ke mana?" Tanyaku. Dia hanya </div><div style="text-align: justify;">tersenyum dan pergi keluar. Aku </div><div style="text-align: justify;">pun tidur </div><div style="text-align: justify;">lagi karena aku benar- benar </div><div style="text-align: justify;">kecapean. </div><div style="text-align: justify;">Sejak kemarin aku selesai kerja, aku tidak </div><div style="text-align: justify;">istirahat. Aku bangun lagi setelah </div><div style="text-align: justify;">segar </div><div style="text-align: justify;">dan memakai kembali pakaianku. </div><div style="text-align: justify;">Setelah </div><div style="text-align: justify;">selesai, aku pun keluar dengan bagasiku. </div><div style="text-align: justify;">Aku melihat pintu nomor yang </div><div style="text-align: justify;">ditempel di </div><div style="text-align: justify;">pintu dan ternyata aku benar-benar </div><div style="text-align: justify;">salah. </div><div style="text-align: justify;">Ruanganku ada di sebelah. Aku taruh </div><div style="text-align: justify;">barang-barang di kamarku dan </div><div style="text-align: justify;">keluar. </div><div style="text-align: justify;">Pada saat aku keluar dan berjalan di </div><div style="text-align: justify;">lorong, aku melihat ada pembersih </div><div style="text-align: justify;">ruangan berjalan menuju ke sini. Aku pun </div><div style="text-align: justify;">mengsenyum pagi ke pembersih </div><div style="text-align: justify;">laki-laki </div><div style="text-align: justify;">itu. Aku melewati pria itu dan </div><div style="text-align: justify;">mendengar </div><div style="text-align: justify;">suara pintu terbuka. Aku menengok sebentar dan aku kaget karena pintu </div><div style="text-align: justify;">yang </div><div style="text-align: justify;">dibuka adalah ruangan yang aku </div><div style="text-align: justify;">tidur </div><div style="text-align: justify;">bersama perempuan kemarin. Aku </div><div style="text-align: justify;">bergegas kembali ke sana dan menghentikannya. "Tunggu dulu </div><div style="text-align: justify;">pak, </div><div style="text-align: justify;">jangan dibersihin ruangan ini." </div><div style="text-align: justify;">"Ah?" Pria </div><div style="text-align: justify;">itu sepertinya bingung. "Ruangan ini </div><div style="text-align: justify;">kan sudah check out tadi pagi." Lanjut </div><div style="text-align: justify;">pria itu. </div><div style="text-align: justify;">"Emangnya ini ruangan bapak?" </div><div style="text-align: justify;">Lanjut lagi </div><div style="text-align: justify;">dengan pertanyaan. Aku bingung </div><div style="text-align: justify;">sekaligus kaget karena wanita yang </div><div style="text-align: justify;">bersetubuh </div><div style="text-align: justify;">denganku pergi begitu saja tanpa </div><div style="text-align: justify;">pemberitahuanku. "Tidak pak, aku </div><div style="text-align: justify;">pikir itu </div><div style="text-align: justify;">ruangan saya." Aku jawab setelah mengetahuinya. Aku pun keluar </div><div style="text-align: justify;">hotel </div><div style="text-align: justify;">dengan menyesal dan pergi makan </div><div style="text-align: justify;">siang. </div><div style="text-align: justify;">Sisa liburanku hanyalah hampa </div><div style="text-align: justify;">karena aku sendiri di dalam hotel sambil </div><div style="text-align: justify;">menyedih hati berbaring di ranjang.</div>

Cerita Sex : Ml Gara-gara Salah Kamar

Cerita Sex : Ml Gara-gara Salah Kamar Ngentot Perawan Gara-gara Salah Kamar Namaku adalah Santoso. Saya bekerja di suatu pabrik di sekita...

+ Read more »

Cerita Sex : Bercinta Dengan Tante Yohana

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqXdCOpHb7iedahNjn6mJiQ8nT56245d35DrFL4zU9i8CTSCQaV-VTh2qiw7s2okWmgAz21-EA9MoXqqNgXnQluzikHEC7vlCD661UyukenSre_JMycSStXOKr6Z-Dqf5fOPi166Bx3-Dn/s320/Cerita+Panas+Dengan+Tante+Yohana.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqXdCOpHb7iedahNjn6mJiQ8nT56245d35DrFL4zU9i8CTSCQaV-VTh2qiw7s2okWmgAz21-EA9MoXqqNgXnQluzikHEC7vlCD661UyukenSre_JMycSStXOKr6Z-Dqf5fOPi166Bx3-Dn/s400/Cerita+Panas+Dengan+Tante+Yohana.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><a href="http://www.stasiunmalam.com/" target="_blank">Cerita Sex : Bercinta Dengan Tante Yohana</a></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika diantara kalian tertarik atau suka dengan cerita dewasa tante girang disini telah admin sediakan dimana cerita panas kali ini tentang cerita panas dengan tante yohana yang merupakan sesosok wanita yang sangat seksi dan cantik. dan cerita panas kali ini di mulai ketika waktu Tante Mira mengenalkan salah satu temannya yang kebetulan ketemu disebuah restoran dimall daerah jakarta pusat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari sinilah cerita sex dewasa ini di mulai ya saya Sebut saja dia Tante Yohana, dia juga wanita chinese yang berumur hampir 50, sebaya dengan Tante Mira hanya beda 1 atau 2 tahun saja yang sudah ditinggal suaminya karena wanita lain. Postur tubuhnya juga tidak jauh dengan Tante Mira, agak gemuk hanya saja Tante Yohana lebih pendek dari Tante Mira dan wajahnya juga lebih kelihatan tua karena tampak kerutan-kerutan diwajahnya mungkin terlalu banyak pikiran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Waktu itu dia sedang jalan sendirian akan makan dan kebetulan ketemu dengan kami yang akhirnya dia diajak bergabung oleh Tante Mira, dan aku dikenalkan oleh Tante Mira kepadanya sebagai keponakan jauhnya. Setelah makan kami melanjutkan perbincangan sambil jalan melihat-lihat barang di toko-toko yang ada dimall itu. Entah apa yang dibicarakan oleh mereka berdua secara bisik-bisik karena aku lihat lirikan Tante Yohana yang melihat aku sambil senyum-senyum, dan setelah itu dia sering mencuri-curi pandang melihatku. Setelah lelah jalan-jalan dan hari mulai sore Tante Yohana akhirnya pulang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Oke, Mir. Aku pulang dulu ya, hampir sore nih. Sampai ketemu lagi Ferry” kata Tante Yohana sambil tersenyum penuh arti kepadaku yang membuat aku tambah bingung dan dia melenggang menuju carcall untuk memanggil sopirnya.</div><div style="text-align: justify;">Sepeninggal Tante Yohana kami menuju food court untuk membeli minum dan istirahat.</div><div style="text-align: justify;">“Fer, menurut kamu Tante Yo gimana?” tanye Tante Mira padaku setelah membeli minum dan duduk ditempat yang agak memojok dan meminum minumannya.</div><div style="text-align: justify;">“Mmm.. gimana apanya Tante?” jawabku bingung mendengar pertanyaan Tante Mira sambil menyedot minuman ringan yang aku pesan.</div><div style="text-align: justify;">“Ah kamu ini, pura-pura nggak ngerti apa emang nggak ngerti? Ya sifat orangnyalah, bodynyalah, facenyalah dan lain-lainnyalah” jawab Tante Mira agak sewot.</div><div style="text-align: justify;">“Oo, kalo sifatnya sih saya belum tau bener, kan baru sekali ketemu, tapi keliatannya orangnya baik dan ramah, terus kalo face dan bodinya mm.. biasa-biasa aja tuh” jawabku sambil tersenyum.</div><div style="text-align: justify;">“Emang kenapa Tante, kok Tante tanya gitu? Bikin aku bingung aja. Terus tadi ngomongin apa sih? Kok pake bisik-bisik terus Tante Yohana jadi aneh sikapnya” tanyaku pada Tante Mira.</div><div style="text-align: justify;">“Fer, kamu tahukan kalo Tante Yo itu sudah lama hidup sendiri sejak pisah sama suaminya. Nah tadi waktu Tante Yo lihat kamu dia langsung tertarik sama kamu, dan dia nanyain tentang kamu terus ke Tante sebab dia nggak percaya kalo kamu itu keponakan jauh Tante, jadi Tante terpaksa cerita dech kedia siapa kamu sebenernya. Kamu jangan marah ya, abis Tante Yo itu suka maksa kalo keinginannya belum kesampaian” jawab Tante Mira.</div><div style="text-align: justify;">“Terus.. mm.. dia pengen sama kamu Fer.. gimana? Kamu mau nggak?” tanya Tante Mira dengan wajah serius.</div><div style="text-align: justify;">“Wah gimana ya, repot juga nich kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang lain, bisa tercemar nama Tante. Kalo menurut Tante dia bisa jaga rahasia kita dengan cara gitu ya sudah, saya akan layani dia” jawabku serius juga.</div><div style="text-align: justify;">“Tapi nanti kamu jangan lupain Tante ya kalo sudah dekat sama dia” kata Tante Mira was-was.</div><div style="text-align: justify;">“Ah Tante ini ada-ada saja, nggak mungkinlah saya lupa sama Tante, sayakan kenal Tante dulu baru Tante Yo” jawabku menghibur Tante Mira yang terlihat agak sedih dari ekspresi mukanya.</div><div style="text-align: justify;">“Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet lebih dari Tante Yo dan lupain Tante deh” katanya lagi sambil menghembuskan nafas.</div><div style="text-align: justify;">“Jangan kuatir Tante, saya bukan tipe orang yang gampang ngelupain jasa baik orang kepada saya, jadi Tante tenang saja” jawabku kemudian.</div><div style="text-align: justify;">“Okelah kalo gitu nanti Tante hubungi Tante Yo, biar dia nanti hubungi kamu” kata Tante Mira kemudian.</div><div style="text-align: justify;">Setelah itu Tante Mira lebih banyak diam entah apa yang ada dalam pikirannya dan tak lama kemudian kamipun pulang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Malamnya Tante Yo menghubungi aku lewat telepon.</div><div style="text-align: justify;">“Hallo Ferry, ini Tante Yo masih ingatkan?” tanya Tante Yo dari seberang.</div><div style="text-align: justify;">“O iya masih, kan baru tadi siang ketemu, ada apa Tante?” jawabku sambil bertanya.</div><div style="text-align: justify;">“Tadi Tante Mira sudah cerita belum sama kamu tentang Tante?” tanyanya lagi.</div><div style="text-align: justify;">“Sudah sih, mm.. memang Tante serius?” tanyaku lagi pada Tante Yo.</div><div style="text-align: justify;">“Serius dong, gimana kamu okekan?” tanya Tante Yo lagi.</div><div style="text-align: justify;">“Kalo gitu oke dech” jawabku singkat.</div><div style="text-align: justify;">Lalu kami bercakap-cakap sebentar dan kami akhirnya kami janjian besok pagi dilobby hotel “XX” didaerah jakarta barat dan dia akan datang lebih awal karena akan check-in dulu, setelah itu teleponpun ditutup. Keesokannya seperti biasa aku memakai baju rapi seperti orang kerja supaya tidak terlalu menyolok dan aku menunggu di lobby hotel tersebut karena aku juga datang lebih awal, tak lama aku menunggu teleponku berdering.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Hallo Ferry, ini Tante Yo. Tante sudah ada diatas, kamu langsung naik aja di kamar 888 oke? Tante tunggu ya” kata Tante Yomemberitahukan kamarnya.</div><div style="text-align: justify;">“Oke Tante saya segera kesana, saya juga sudah di lobby” jawabku singkat dan menutup pembicaraan.</div><div style="text-align: justify;">Setelah mematikan teleponku agar tidak diganggu, aku naik lift menuju kamar Tante Yo. Sampai didepan pintu kutekan bel dan Tante Yo membukakan pintu.</div><div style="text-align: justify;">“Ayo masuk, udah daritadi Tante sampai dan langsung check-in. O ya, kamu mau minum atau mau pesan makan apa? tadi sih Tante sudah pesan makan dan minum untuk dua orang, tapi kalau kamu mau pesan yang lain pesan saja, jadi sekalian nanti diantarnya” kata Tante Yo sambil mempersilahkan aku masuk dan menutup pintu.</div><div style="text-align: justify;">“Yah sudah kalau Tante sudah pesan, nggak usah pesan lagi, nanti kebanyakan makanan malah bingung” jawabku.</div><div style="text-align: justify;">“Kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu he he he” jawab Tante Yo bercanda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian Tante Yo duduk di sofa besar yang ada didalam kamar itu dan aku duduk di sebelahnya, kami berbincang-bincang sambil menonton TV lalu aku mendekati Tante Yo dan memeluk pundaknya, kemudian Tante Yo merebahkan kepalanya kepundakku, kubelai rambutnya dan kukecup kening Tante Yo.</div><div style="text-align: justify;">“Mmm.. kamu romantis ya Fer, pantes Mira suka sama kamu. hh.. sudah lama Tante nggak merasakan suasana romantis seperti ini” kata Tante Yo sambil menghembuskan nafas.</div><div style="text-align: justify;">“Ya sudahlah Tante, yang penting hari ini Tante akan merasakan hangat dan romantisnya cinta, karena hari ini aku milik Tante sepenuhnya” jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi keningnya.</div><div style="text-align: justify;">Tante Yo menatapku sendu sambil tersenyum.</div><div style="text-align: justify;">“Terima kasih sayang” kata Tante Yo.</div><div style="text-align: justify;">Dan kutatap matanya yang sendu dalam-dalam lalu kukecup bibirnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kecupanku dibibirnya perlahan berubah menjadi ciuman lembut yang dibalas Tante Yo dengan lembut juga, sepertinya Tante Yo benar-benar ingin merasakan nikmatnya berciuman yang sudah lama tidak dirasakannya. Kami saling cium, saling kulum, dan saling memainkan lidah kemulut pasangan kami. Kugelitik lidah Tante Yo dengan lidahku dan kusapu langit-langit mulutnya sambil kupeluk tubuhnya dan kuraba wajah dan tengkuk serta lehernya dengan tanganku yang lainnya.</div><div style="text-align: justify;">“Ahh sayang, aku suka sekali ciuman kamu, mm.. ciuman kamu lebut dan merangsang, mm.. kamu memang pintar berciuman, ahh.. ayo sayang beri Tante yang lebih dari ini” kata Tante Yo disela-sela ciuman kami dan berciuman lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tanganku mulai bergerak meremas kedua payudara milik Tante Yo bergantian. Tapi aksi kami terganggu oleh pelayan yang mengantar makanan yang dipesan oleh Tante Yo. Setelah pelayan keluar dan Tante Yo memberikan tip, tiba-tiba Tante Yo menabrak aku dan mendorong aku hingga terjatuh diatas tempat tidur dan dengan buas dia langsung memelorotkan celana dan celana dalamku, hingga penisku yang masih tidur terbebas dari sarangnya dan langsung diterkam olehnya. Disedot, dikulum dan digigitnya penisku yang mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan kedua tangannya tak henti-henti mengocok dan memainkan kedua bolaku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ahh Tante.. pelan-pelan Tante.. ahh.. enak sekali Tante.. ohh” desahku menahan nikmat yang diberikan oleh Tante Yo padaku.</div><div style="text-align: justify;">Tanganku hanya bisa meremas rambut Tante Yo dan seprei kasur yang sudah mulai berantakan, tak lama kemudian kulepaskan kepala Tante Yo dari penisku, kuangkat Tante Yo dan kurebahkan dikasur.</div><div style="text-align: justify;">“Sekarang giliranku, Tante diam saja dan nikmati permainan ini ya” kataku sambil mengecup bibir Tante Yo dan mulai mencumbu Tante Yo sementara Tante Yo hanya diam saja sambil menatapku dengan sendu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kumulai cumbuanku dengan menciumi bibirnya dan perlahan turun kelehernya sambil kubuka kancing baju Tante Yo satu persatu sambil terus turun kedadanya. Setelah kancing bajunya terbukan semua, kuraih pengait BH yang ada dibelakang dan kubuka sehingga ikatan BHnya terbuka dan ku lepaskan BH Tante Yo lewat kedua tangannya tanpa melepas baju Tante Yo, setelah lepas langsung kuciumi kedua payudara Tante Yo, kuciumi seluruhnya kecuali putingnya yang sudah berdiri mengacung minta dikulum tapi tidak pernah kukulum, setiap kali ciuman dan jilatanku sudah dekat dengan putingnya ciuman dan jilatanku turun lagi kepangkal payudaranya dan terus turun sampai ke perut dan bermain-main dipusar sambil kujilati lubang pusar Tante Yo lalu naik lagi terus berulangkali, kusingkap rok yang dipakai oleh Tante Yo kemudian tanganku mulai bekerja meraba-raba paha dan lutut Tante Yo lalu mulai melepaskan celana dalam yang dipakai oleh Tante Yo.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika permainan mulutku mencapai perutnya kutarik celana dalam Tante Yo, dan Tante Yo mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya dengan mudah lepas dari tempatnya. Kupelorotkan celana dalam Tante Yo sampai sebatas lutut lalu ciumanku naik lagi kearah payudaranya, dan ketika jilatanku mendekati puting Tante Yo tangankupun mendekati vagina Tante Yo dan ketika bibir dan lidahku mulai memainkan puting Tante Yo tangan dan jari-jariku juga mulai bermain dibibir vagina Tante Yo yang ternyata sudah basah. Ketika kukulum puting Tante Yo yang sudah berdiri dari tadi kumainkan juga kelentitnya dengan jari-jari tanganku yang seketika itu juga membuat tubuh Tante Yo melengkung keatas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Akhh.. Ferry.. kamu benar-benar gila sayang, kamu kejam sekali mempermainkan Tante.. akhh.. ferry enak sekali sayang.. akhh.. gila.. kamu bener-bener gila sayang” teriak Tante Yo histeris sambil tangannya meremas seprei dan rambut kepalaku bergantian.</div><div style="text-align: justify;">Tak kuhiraukan teriakan Tante Yo dan aku terus mengulum kedua puting dan menjilati kedua payudara Tante Yo bergantian. Tak lama kemudian kurasakan vagina Tante Yo bertambah basah dan tubuhnya mulai bergetar keras yang disertai erangan-erangan, akhirnya Tante Yo mendapatkan orgasme pertamanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada saat tubuhnya mulai tenang, kulepaskan cumbuanku di payudaranya dan langsung kuangkat kedua kakinya sehingga kepalaku dengan mudah menuju kevaginanya dan langsung kujilat dan kukulum serta kusedot-sedot vagina dan kelentit Tante Yo.</div><div style="text-align: justify;">“Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan kenikmatan.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. aku nggak kuat lagi sayang.. ahh.. terus sedot yang kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan jarimu sayang.. ahh.. tusuk yang kuat.. ahh sayang.. Tante mau.. ahh.. mau dapet lagi sayang.. ahh.. kamu benar-benar gila” teriak Tante Yo histeris memohon, lalu tubuhnya mulai bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang menghampirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kuturuti permintaanya dengan menusukan jariku dan kumainkan jariku dengan menyentuhkan jariku kedinding vaginanya yang berkedut-kedut sambil terus bibir dan lidahku memainkan perannya dikelentit Tante Yo. Tubuh Tante Yo bergetar keras dan pinggulnya bergoyang-goyang mengikuti irama tusukan jariku sambil tak henti-hentinya menjerit-jerit histeris sambil kedua tangannya meremas dan menjambak-jambak rambutku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ahh.. Ferryy.. sayang.. ahh.. enak sayang.. ahh.. sodok yang keras sayang.. ahh.. sedot itilku yang kuat.. ahh.. yang kuatt.. ” jerit histeris Tante Yo mengantar orgasmenya yang kedua itu.</div><div style="text-align: justify;">Dan ketika tubuh Tante Yo sudah hampir tenang lagi, kuhentikan juga semua aktivitasku dan kulepas celana dalam Tante Yo yang masih sebatas lulut sehingga lepas semua, lalu kuatur posisiku dan kutusukkan penisku kedalam lubang vagina Tante Yo.</div><div style="text-align: justify;">“Okhh.. jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar Tante istirahat dulu” pinta Tante Yo padaku, tapi aku tidak menghiraukan permintaanya sambil terus kutusukan penisku sampai masuk seluruhnya dan mulai kugoyang, kuputar dan kukocok penisku dalam vagina Tante Yo.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tak lama kemudian kuangkat tubuh Tante Yo hingga posisi Tante Yo kini dalam pangkuanku, dan dalam posisi Tante Yo sedang menaik turunkan pantat dan menggoyangkan pinggulnya kulepas baju Tante Yo yang masih melekat dan kulemparkan entah kemana lalu kubuka pengait dan resleting rok Tante Yo dan kulepas rok Tante Yo dari atas dan kulemparkan juga entah kemana hingga kini tidak ada selembar benangpun yang menempel ditubuh Tante Yo lalu akupun melepaskan bajuku sendiri dan kulemparkan sembarangan. Setelah melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku hingga penisku lebih menggesek dinding vagina Tante Yo.</div><div style="text-align: justify;">“Akhh.. sayang.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. kamu.. ahh.. kamu memang gila.. ohh.. penis kamu benar-benar.. ahh.. kamu pintar sekali sayang.. pintar dan gila.. ahh.. Tante mau.. ahh.. mau keluar lagi.. ahh.. Tante nggak kuat lagi sayang.. ahh” jerit Tante Yo histeris dan tubuhnya mulai bergetar mendapat orgasmenya yang ketiga, kurasakan cairan diliang vagina Tante Yo bertambah banyak dan kurasakan juga kedutan-kedutan dari dinding vagina Tante Yo.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu kurebahkan tubuh Tante Yo dan terus kugenjot penisku didalamnya yang sekali-kali kuputar-putar pinggulku, tubuh Tante Yo tambah bergetar dengan kencang, goyangan dan kocokan penisku juga tambah kencang, lalu kumainkan tanganku dikelentitnya sambil kurebahkan kepalaku kedadanya dan kusedot dan kukulum dengan kuat juga kedua puting Tante Yo bergantian dan kedutan-kedutan dinding vagina Tante Yo juga bertambah kuat sehingga penisku merasakan sensasi yang membuat aku merasakan sesuatu yang akan segera meledak keluar.</div><div style="text-align: justify;">“Akh.. Tante aku mau keluar Tante.. akhh.. aku keluar Tante” kataku disela-sela kuluman mulutku diputingnya sambil terus mengocok penisku dengan cepat dan kuat dalam liang vagina Tante Yo.</div><div style="text-align: justify;">“Ahh.. iya sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. Tante juga.. ahh.. sudah nggak kuat lagi.. ahh” teriak Tante Yo dan memelukku dengan erat sambil tubuhnya terus bergetar, kurasakan kuku-kukunya mencakar punggungku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu meledaklah cairan kenikmatan yang kukeluarkan dalam vagina Tante Yo yang sudah basah sehingga bertambah basah lagi, ketika kenikmatanku meledak dan tubuhku bergetar kenikmatan kukocok dengan keras dan kuat penisku dalam vagina Tante Yo sehingga ada cairan yang keluar dari dalam vagina Tante Yo yang kurasakan dari tanganku yang basah karena masih memainkan kelentit Tante Yo. Tubuh kami sama-sama bergetar dengan kencang, keringat kami bersatu dan seluruh ruangan dipenuhi oleh suara erangan dan jeritan kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah tubuhku dan Tante Yo mulai tenang kembali, kulepaskan penisku dari vaginanya yang sudah sangat basah, lalu kubersihkan vagina yang penuh dengan cairan kenikmatan kami berdua dengan sedotan dan jilatanku, kujilati sampai bersih dan sayup-sayup kudengan erangan pelan Tante Yo yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang baru saja dia dapatkan. Setelah bersih kurebahkan tubuhku disamping Tante Yo, lalu kupeluk dia dan kukecup pipi Tante Yo.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ahh.. terima kasih sayang.. terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya tubuhku ringan sekali bagaikan kapas yang masih terbang diawang-awang, ahh.. nikmat sekali tadi kurasakan, kamu memang pintar sayang, baru sekali ini kurasakan orgasme beruntun seperti tadi, sampai lemas tubuh Tante” kata Tante Yo sambil membuka matanya dan tersenyum padaku.</div><div style="text-align: justify;">“Ah Tante Yo bisa aja.. aku juga tadi nikmat sekali, kedutan dinding vagina Tante Yo membuat penisku merasakan seperti diremas-remas, nikmat sekali” balasku sambil kuusap keringat yang ada di keningnya dan kukecup kening Tante Yo, lalu aku bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang penuh dengan keringat dan disusul oleh Tante Yo dan kamipun saling membersihkan tubuh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan masih bugil kami lalu menyantap makanan yang tadi dipesan oleh Tante Yo sambil bercakap-cakap dan bercanda, sedangkan tangan Tante Yo tidak pernah lepas dari selangkanganku. Selesai makan kami melanjutkan percakapan kami diatas tempat tidur sambil saling memeluk hingga akhirnya kamipun tertidur untuk memulihkan tenaga yang akan membuat pertarungan berikutnya lebih seru lagi. Dan mulai sejak itu jadilah aku daun muda kesayangan Tante Yohana dan Tante mira.</div>

Cerita Sex : Bercinta Dengan Tante Yohana

Cerita Sex : Bercinta Dengan Tante Yohana Jika diantara kalian tertarik atau suka dengan cerita dewasa tante girang disini telah admin sedia...

+ Read more »

Cerita Sex : Nikmatnya Tubuh Putri Ibu Kost

<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFmyOI-Uqr7bboecHro5XG8gB4tUBbfKK0ZwZwp1ViWbi5BtyzAYu3qk8D9arUagkrErwHmTa6tjxcjUiOyW_oKfPUeCWXoJs5HGfYhrDoKf0vhv45yRe_jjJR-R1DcAsXrMYYMV7Q0exX/s200/Cerita+Dewasa+Putri+Ibu+Kost.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFmyOI-Uqr7bboecHro5XG8gB4tUBbfKK0ZwZwp1ViWbi5BtyzAYu3qk8D9arUagkrErwHmTa6tjxcjUiOyW_oKfPUeCWXoJs5HGfYhrDoKf0vhv45yRe_jjJR-R1DcAsXrMYYMV7Q0exX/s400/Cerita+Dewasa+Putri+Ibu+Kost.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><a href="http://www.stasiunmalam.com/" target="_blank">Cerita Sex : Nikmatnya Tubuh Putri Ibu Kost</a></b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Waktu itu usiaku 23 tahun. Aku duduk di tingkat akhir suatu perguruan tinggi teknik di kota Bandung. Wajahku ganteng. Badanku tinggi dan tegap, mungkin karena aku selalu berolahraga seminggu tiga kali. Teman-¬temanku bilang, kalau aku bermobil pasti banyak cewek yang dengan sukahati menempel padaku. Aku sendiri sudah punya pacar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kami pacaran secara serius. Baik orang tuaku maupun orang tuanya sudah setuju kami nanti menikah. Tempat kos-ku dan tempat kos-nya hanya berjarak sekitar 700 m. Aku sendiri sudah dipegangi kunci kamar kosnya. Walaupun demikian bukan berarti aku sudah berpacaran tanpa batas dengannya. Dalam masalah pacaran, kami sudah saling cium-ciuman, gumul-gumulan, dan remas-remasan. Namun semua itu kami lakukan dengan masih berpakaian. Toh walaupun hanya begitu, kalau “voltase’-ku sudah amat tinggi, aku dapat ‘muntah” juga. Dia adalah seorang yang menjaga keperawanan sampai dengan menikah, karena itu dia tidak mau berhubungan sex sebelum menikah. Aku menghargai prinsipnya tersebut. Karena aku belum pernah pacaran sebelumnya, maka sampai saat itu aku belum pernah merasakan memek perempuan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pacarku seorang anak bungsu. Kecuali kolokan, dia juga seorang penakut, sehingga sampai jam 10 malam minta ditemani. Sehabis mandi sore, aku pergi ke kosnya. Sampai dia berangkat tidur. aku belajar atau menulis tugas akhir dan dia belajar atau mengerjakan tugas-tugas kuliahnya di ruang tamu. Kamar kos-nya sendiri berukuran cukup besar, yakni 3mX6m. Kamar sebesar itu disekat dengan triplex menjadi ruang tamu dengan ukuran 3mX2.5m dan ruang tidur dengan ukuran 3mX3.5m. Lobang pintu di antara kedua ruang itu hanya ditutup dengan kain korden.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">lbu kost-nya mempunyai empat anak, semua perempuan. Semua manis-manis sebagaimana kebanyakan perempuan Sunda. Anak yang pertama sudah menikah, anak yang kedua duduk di kelas 3 SMA, anak ketiga kelas I SMA, dan anak bungsu masih di SMP. Menurut desas-desus yang sampai di telingaku, menikahnya anak pertama adalah karena hamil duluan. Kemudian anak yang kedua pun sudah mempunyai prestasi. Nama panggilannya Ika. Dia dikabarkan sudah pernah hamil dengan pacarya, namun digugurkan. Menurut penilaianku, Ika seorang playgirl. Walaupun sudah punya pacar, pacarnya kuliah di suatu politeknik, namun dia suka mejeng dan menggoda laki-laki lain yang kelihatan keren. Kalau aku datang ke kos pacarku, dia pun suka mejeng dan bersikap genit dalam menyapaku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">lka memang mojang Sunda yang amat aduhai. Usianya akan 18 tahun. Tingginya 160 cm. Kulitnya berwarna kuning langsat dan kelihatan licin. Badannya kenyal dan berisi. Pinggangnya ramping. Buah dadanya padat dan besar membusung. Pinggulnya besar, kecuali melebar dengan indahnya juga pantatnya membusung dengan montoknya. Untuk gadis seusia dia, mungkin payudara dan pinggul yang sudah terbentuk sedemikian indahnya karena terbiasa dinaiki dan digumuli oleh pacarnya. Paha dan betisnya bagus dan mulus. Lehernya jenjang. Matanya bagus. Hidungnya mungil dan sedikit mancung. Bibirnya mempunyai garis yang sexy dan sensual, sehingga kalau memakai lipstik tidak perlu membuat garis baru, tinggal mengikuti batas bibir yang sudah ada. Rambutnya lebat yang dipotong bob dengan indahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sore itu sehabis mandi aku ke kos pacarku seperti biasanya. Di teras rumah tampak Ika sedang mengobrol dengan dua orang adiknya. Ika mengenakan baju atas ‘you can see’ dan rok span yang pendek dan ketat sehingga lengan, paha dan betisnya yang mulus itu dipertontonkan dengan jelasnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob, ngapel ke Mbak Dina? Wah… sedang nggak ada tuh. Tadi pergi sama dua temannya. Katanya mau bikin tugas,” sapa Ika dengan centilnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“He… masa?” balasku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Iya… Sudah, ngapelin Ika sajalah Mas Bob,” kata Ika dengan senyum menggoda. Edan! Cewek Sunda satu ini benar-benar menggoda hasrat. Kalau mau mengajak beneran aku tidak menolak nih, he-he-he…</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ah, neng Ika macam-macam saja…,” tanggapanku sok menjaga wibawa. “Kak Dai belum datang?”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pacar Ika namanya Daniel, namun Ika memanggilnya Kak Dai. Mungkin Dai adalah panggilan akrab atau panggilan masa kecil si Daniel. Daniel berasal dan Bogor. Dia ngapeli anak yang masih SMA macam minum obat saja. Dan pulang kuliah sampai malam hari. Lebih hebat dan aku, dan selama ngapel waktu dia habiskan untuk ngobrol. Atau kalau setelah waktu isya, dia masuk ke kamar Ika. Kapan dia punya kesempatan belajar?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Wah… dua bulan ini saya menjadi singgel lagi. Kak Dai lagi kerja praktek di Riau. Makanya carikan teman Mas Bob buat menemani Ika dong, biar Ika tidak kesepian… Tapi yang keren lho,” kata Ika dengan suara yang amat manja. Edan si playgirl Sunda mi. Dia bukan tipe orang yang ngomong begitu bukan sekedar bercanda, namun tipe orang yang suka nyerempet-nyerempet hat yang berbahaya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Neng Ika ini… Nanti Kak Dainya ngamuk dong.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Kak Dai kan tidak akan tahu…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku kembali memaki dalam hati. Perempuan Sunda macam Ika ini memang enak ditiduri. Enak digenjot dan dinikmati kekenyalan bagian-bagian tubuhnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku mengeluarkan kunci dan membuka pintu kamar kos Dina. Di atas meja pendek di ruang tamu ada sehelai memo dari Dina. Sambil membuka jendela ruang depan dan ruang tidur, kubaca isi memo tadi. ‘Mas Bobby, gue ngerjain tugas kelompok bersama Niken dan Wiwin. Tugasnya banyak, jadi gue malam ini tidak pulang. Gue tidur di rumah Wiwin. Di kulkas ada jeruk, ambil saja. Soen sayang, Dina’</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku mengambil bukuku yang sehari-harinya kutinggal di tempat kos Di. Sambil menyetel radio dengan suara perlahan, aku mulai membaca buku itu. Biarlah aku belajar di situ sampai jam sepuluh malam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sedang asyik belajar, sekitar jam setengah sembilan malam pintu diketok dan luar. Tok-tok-tok…</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kusingkapkan korden jendela ruang tamu yang telah kututup pada jam delapan malam tadi, sesuai dengan kebiasaan pacarku. Sepertinya Ika yang berdiri di depan pintu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mbak Di… Mbak Dina…,” terdengar suara Ika memanggil-manggil dan luar. Aku membuka pintu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mbak Dina sudah pulang?” tanya Ika.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Belum. Hari ini Dina tidak pulang. Tidur di rumah temannya karena banyak tugas. Ada apa?”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mau pinjam kalkulator, mas Bob. Sebentar saja. Buat bikin pe-er.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ng… bolehlah. Pakai kalkulatorku saja, asal cepat kembali.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Beres deh mas Bob. Ika berjanji,” kata Ika dengan genit. Bibirnya tersenyum manis, dan pandang matanya menggoda menggemaskan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kuberikan kalkulatorku pada Ika. Ketika berbalik, kutatap tajam-tajam tubuhnya yang aduhai. Pinggulnya yang melebar dan montok itu menggial ke kiri-kanan, seolah menantang diriku untuk meremas¬-remasnya. Sialan! Kontholku jadi berdiri. Si ‘boy-ku ini responsif sekali kalau ada cewek cakep yang enak digenjot.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sepeninggal Ika, sesaat aku tidak dapat berkonsentrasi. Namun kemudian kuusir pikiran yang tidak-tidak itu. Kuteruskan kembali membaca textbook yang menunjang penulisan tugas sarjana itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tok-tok-tok! Baru sekitar limabelas menit pintu kembali diketok.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… Mas Bob…,” terdengar Ika memanggil lirih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pintu kubuka. Mendadak kontholku mengeras lagi. Di depan pintu berdiri Ika dengan senyum genitnya. Bajunya bukan atasan ‘you can see’ yang dipakai sebelumnya. Dia menggunakan baju yang hanya setinggi separuh dada dengan ikatan tali ke pundaknya. Baju tersebut berwarna kuning muda dan berbahan mengkilat. Dadanya tampak membusung dengan gagahnya, yang ujungnya menonjol dengan tajam dan batik bajunya. Sepertinya dia tidak memakai BH. Juga, bau harum sekarang terpancar dan tubuhnya. Tadi, bau parfum harum semacam ini tidak tercium sama sekali, berarti datang yang kali ini si Ika menyempatkan diri memakai parfum. Kali ini bibirnya pun dipolesi lipstik pink.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ini kalkulatornya, Mas Bob,” kata Ika manja, membuyarkan keterpanaanku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Sudah selesai. Neng Ika?” tanyaku basa-basi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Sudah Mas Bob, namun boleh Ika minta diajari Matematika?”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“0, boleh saja kalau sekiranya bisa.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tanpa kupersilakan Ika menyelonong masuk dan membuka buku matematika di atas meja tamu yang rendah. Ruang tamu kamar kos pacarku itu tanpa kursi. Hanya digelari karpet tebal dan sebuah meja pendek dengan di salah satu sisinya terpasang rak buku. Aku pun duduk di hadapannya, sementara pintu masuk tertutup dengan sendirinya dengan perlahan. Memang pintu kamar kos pacarku kalau mau disengaja terbuka harus diganjal potongan kayu kecil.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ini mas Bob, Ika ada soal tentang bunga majemuk yang tidak tahu cara penyelesaiannya.” Ika mencari-cari halaman buku yang akan ditanyakannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menunggu halaman itu ditemukan, mataku mencari kesempatan melihat ke dadanya. Amboi! Benar, Ika tidak memakai bra. Dalam posisi agak menunduk, kedua gundukan payudaranya kelihatan sangat jelas. Sungguh padat, mulus, dan indah. Kontholku terasa mengeras dan sedikit berdenyut-denyut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Halaman yang dicari ketemu. Ika dengan centilnya membaca soal tersebut. Soalnya cukup mudah. Aku menerangkan sedikit dan memberitahu rumusnya, kemudian Ika menghitungnya. Sambil menunggu Ika menghitung, mataku mencuri pandang ke buah dada Ika. Uhhh… ranum dan segarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Kok sepi? Mamah, Ema, dan Nur sudah tidur?” tanyaku sambil menelan ludah. Kalau bapaknya tidak aku tanyakan karena dia bekerja di Cirebon yang pulangnya setiap akhir pekan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Sudah. Mamah sudah tidur jam setengah delapan tadi. Kemudian Erna dan Nur berangkat tidur waktu Ika bermain-main kalkulator tadi,” jawab Ika dengan tatapan mata yang menggoda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hasratku mulai naik. Kenapa tidak kusetubuhi saja si Ika. Mumpung sepi. Orang-orang di rumahnya sudah tidur. Kamar kos sebelah sudah sepi dan sudah mati lampunya. Berarti penghuninya juga sudah tidur. Kalau kupaksa dia meladeni hasratku, tenaganya tidak akan berarti dalam melawanku. Tetapi mengapa dia akan melawanku? jangan-jangan dia ke sini justru ingin bersetubuh denganku. Soal tanya Matematika, itu hanya sebagai atasan saja. Bukankah dia menyempatkan ganti baju, dari atasan you can see ke atasan yang memamerkan separuh payudaranya? Bukankah dia datang lagi dengan menyempatkan tidak memakai bra? Bukankah dia datang lagi dengan menyempatkan memakai parfum dan lipstik? Apa lagi artinya kalau tidak menyodorkan din?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba Ika bangkit dan duduk di sebelah kananku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… ini benar nggak?” tanya Ika.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada kekeliruan di tengah jalan saat Ika menghitung. Antara konsentrasi dan menahan nafsu yang tengah berkecamuk, aku mengambil pensil dan menjelaskan kekeliruannya. Tiba-tiba Ika lebih mendekat ke arahku, seolah mau memperhatikan hal yang kujelaskan dan jarak yang lebih dekat. Akibatnya… gumpalan daging yang membusung di dadanya itu menekan lengan tangan kananku. Terasa hangat dan lunak, namun ketika dia lebih menekanku terasa lebih kenyal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dengan sengaja lenganku kutekankan ke payudaranya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ih… Mas Bob nakal deh tangannya,” katanya sambil merengut manja. Dia pura-pura menjauh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Lho, yang salah kan Neng Ika duluan. Buah dadanya menyodok-nyodok lenganku,” jawabku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">lka cemberut. Dia mengambil buku dan kembali duduk di hadapanku. Dia terlihat kembali membetulkan yang kesalahan, namun menurut perasaanku itu hanya berpura-pura saja. Aku merasa semakin ditantang. Kenapa aku tidak berani? Memangnya aku impoten? Dia sudah berani datang ke sini malam-malam sendirian. Dia menyempatkan pakai parfum. Dia sengaja memakai baju atasan yang memamerkan gundukan payudara. Dia sengaja tidak pakai bra. Artinya, dia sudah mempersilakan diriku untuk menikmati kemolekan tubuhnya. Tinggal aku yang jadi penentunya, mau menyia-siakan kesempatan yang dia berikan atau memanfaatkannya. Kalau aku menyia-siakan berarti aku band!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku pun bangkit. Aku berdiri di atas lutut dan mendekatinya dari belakang. Aku pura-pura mengawasi dia dalam mengerjakan soal. Padahal mataku mengawasi tubuhnya dari belakang. Kulit punggung dan lengannya benar-benar mulus, tanpa goresan sedikitpun. Karena padat tubuhnya, kulit yang kuning langsat itu tampak licin mengkilap walaupun ditumbuhi oleh bulu-bulu rambut yang halus.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian aku menempelkan kontholku yang menegang ke punggungnya. Ika sedikit terkejut ketika merasa ada yang menempel punggungnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ih… Mas Bob jangan begitu dong…,” kata Ika manja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Sudah… udah-udah… Aku sekedar mengawasi pekerjaan Neng Ika,” jawabku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">lka cemberut. Namun dengan cemberut begitu, bibir yang sensual itu malah tampak menggemaskan. Sungguh sedap sekali bila dikulum-kulum dan dilumat-lumat. Ika berpura-pura meneruskan pekerjaannya. Aku semakin berani. Kontholku kutekankan ke punggungnya yang kenyal. Ika menggelinjang. Tidak tahan lagi. tubuh Ika kurengkuh dan kurebahkan di atas karpet. Bibirnya kulumat-lumat, sementara kulit punggungnya kuremas-remas. Bibir Ika mengadakan perlawanan, mengimbangi kuluman-¬kuluman bibirku yang diselingi dengan permainan lidahnya. Terlihat bahkan dalam masalah ciuman Ika yang masih kelas tiga SMA sudah sangat mahir. Bahkan mengalahkan kemahiranku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beberapa saat kemudian ciumanku berpindah ke lehernya yang jenjang. Bau harum terpancar dan kulitnya. Sambil kusedot-sedot kulit lehernya dengan hidungku, tanganku berpindah ke buah dadanya. Buah dada yang tidak dilindungi bra itu terasa kenyal dalam remasan tanganku. Kadang-kadang dan batik kain licin baju atasannya, putingnya kutekan-tekan dan kupelintir-pelintir dengan jari-jari tanganku. Puting itu terasa mengeras.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob Mas Bob buka baju saja Mas Bob…,” rintih Ika. Tanpa menunggu persetujuanku, jari-jari tangannya membuka Ikat pinggang dan ritsleteng celanaku. Aku mengimbangi, tall baju atasannya kulepas dan baju tersebut kubebaskan dan tubuhnya. Aku terpana melihat kemulusan tubuh atasnya tanpa penutup sehelai kain pun. Buah dadanya yang padat membusung dengan indahnya. Ditimpa sinar lampu neon ruang tamu, payudaranya kelihatan amat mulus dan licin. Putingnya berdiri tegak di ujung gumpalan payudara. Putingnya berwarna pink kecoklat-coklatan, sementara puncak bukit payudara di sekitarnya berwarna coklat tua dan sedikit menggembung dibanding dengan permukaan kulit payudaranya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Celana panjang yang sudah dibuka oleh Ika kulepas dengan segera. Menyusul. kemeja dan kaos singlet kulepas dan tubuhku. Kini aku cuma tertutup oleh celana dalamku, sementara Ika tertutup oleh rok span ketat yang mempertontonkan bentuk pinggangnya yang ramping dan bentuk pinggulnya yang melebar dengan bagusnya. Ika pun melepaskan rok spannya itu, sehingga pinggul yang indah itu kini hanya terbungkus celana dalam minim yang tipis dan berwarna pink. Di daerah bawah perutnya, celana dalam itu tidak mampu menyembunyikan warna hitam dari jembut lebat Ika yang terbungkus di dalamnya. Juga, beberapa helai jembut Ika tampak keluar dan lobang celana dalamnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">lka memandangi dadaku yang bidang. Kemudian dia memandang ke arah kontholku yang besar dan panjang, yang menonjol dari balik celana dalamku. Pandangan matanya memancarkan nafsu yang sudah menggelegak. Perlahan aku mendekatkan badanku ke badannya yang sudah terbaring pasrah. Kupeluk tubuhnya sambil mengulum kembali bibirnya yang hangat. Ika pun mengimbanginya. Dia memeluk leherku sambil membalas kuluman di bibirnya. Payudaranya pun menekan dadaku. Payudara itu terasa kenyal dan lembut. Putingnya yang mengeras terasa benar menekan dadaku. Aku dan Ika saling mengulum bibir, saling menekankan dada, dan saling meremas kulit punggung dengan penuh nafsu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ciumanku berpindah ke leher Ika. Leher mulus yang memancarkan keharuman parfum yang segar itu kugumuli dengan bibir dan hidungku. Ika mendongakkan dagunya agar aku dapat menciumi segenap pori-pori kulit lehernya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ahhh… Mas Bob… Ika sudah menginginkannya dan kemarin… Gelutilah tubuh Ika… puasin Ika ya Mas Bob…,” bisik Ika terpatah-patah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku menyambutnya dengan penuh antusias. Kini wajahku bergerak ke arah payudaranya. Payudaranya begitu menggembung dan padat. namun berkulit lembut. Bau keharuman yang segar terpancar dan pori-porinya. Agaknya Ika tadi sengaja memakai parfum di sekujur payudaranya sebelum datang ke sini. Aku menghirup kuat-kuat lembah di antara kedua bukit payudaranya itu. Kemudian wajahku kugesek-gesekkan di kedua bukit payudara itu secara bergantian, sambil hidungku terus menghirup keharuman yang terpancar dan kulit payudara. Puncak bukit payudara kanannya pun kulahap dalam mulutku. Kusedot kuat-kuat payudara itu sehingga daging yang masuk ke dalam mulutku menjadi sebesar-besarnya. Ika menggelinjang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… ngilu… ngilu…,” rintih Ika.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gelinjang dan rintihan Ika itu semakin membangkitkan hasratku. Kuremas bukit payudara sebelah kirinya dengan gemasnya, sementara puting payudara kanannya kumainkan dengan ujung lidahku. Puting itu kadang kugencet dengan tekanan ujung lidah dengan gigi. Kemudian secara mendadak kusedot kembali payudara kanan itu kuat-kuat. sementara jari tanganku menekan dan memelintir puting payudara kirinya. Ika semakin menggelinjang-gelinjang seperti ikan belut yang memburu makanan sambil mulutnya mendesah-desah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Aduh mas Booob… ssshh… ssshhh… ngilu mas Booob… ssshhh… geli… geli…,” cuma kata-kata itu yang berulang-ulang keluar dan mulutnya yang merangsang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku tidak puas dengan hanya menggeluti payudara kanannya. Kini mulutku berganti menggeluti payudara kiri. sementara tanganku meremas-remas payudara kanannya kuat-kuat. Kalau payudara kirinya kusedot kuat-kuat. tanganku memijit-mijit dan memelintir-pelintir puting payudara kanannya. Sedang bila gigi dan ujung lidahku menekan-nekan puting payudara kiri, tanganku meremas sebesar-besarnya payudara kanannya dengan sekuat-kuatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Booob… kamu nakal…. ssshhh… ssshhh… ngilu mas Booob… geli…” Ika tidak henti-hentinya menggelinjang dan mendesah manja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah puas dengan payudara, aku meneruskan permainan lidah ke arah perut Ika yang rata dan berkulit amat mulus itu. Mulutku berhenti di daerah pusarnya. Aku pun berkonsentrasi mengecupi bagian pusarnya. Sementara kedua telapak tanganku menyusup ke belakang dan meremas-remas pantatnya yang melebar dan menggembung padat. Kedua tanganku menyelip ke dalam celana yang melindungi pantatnya itu. Perlahan¬-lahan celana dalamnya kupelorotkan ke bawah. Ika sedikit mengangkat pantatnya untuk memberi kemudahan celana dalamnya lepas. Dan dengan sekali sentakan kakinya, celana dalamnya sudah terlempar ke bawah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat berikutnya, terhamparlah pemandangan yang luar biasa merangsangnya. Jembut Ika sungguh lebat dan subur sekali. Jembut itu mengitari bibir memek yang berwarna coklat tua. Sambil kembali menciumi kulit perut di sekitar pusarnya, tanganku mengelus-elus pahanya yang berkulit licin dan mulus. Elusanku pun ke arah dalam dan merangkak naik. Sampailah jari-jari tanganku di tepi kiri-kanan bibir luar memeknya. Tanganku pun mengelus-elus memeknya dengan dua jariku bergerak dan bawah ke atas. Dengan mata terpejam, Ika berinisiatif meremas-remas payudaranya sendiri. Tampak jelas kalau Ika sangat menikmati permainan ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perlahan kusibak bibir memek Ika dengan ibu jari dan telunjukku mengarah ke atas sampai kelentitnya menongol keluar. Wajahku bergerak ke memeknya, sementara tanganku kembali memegangi payudaranya. Kujilati kelentit Ika perlahan-lahan dengan jilatan-jilatan pendek dan terputus-putus sambil satu tanganku mempermainkan puting payudaranya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Au Mas Bob… shhhhh… betul… betul di situ mas Bob… di situ… enak mas… shhhh…,” Ika mendesah-desah sambil matanya merem-melek. Bulu alisnya yang tebal dan indah bergerak ke atas-bawah mengimbangi gerakan merem-meleknya mata. Keningnya pun berkerut pertanda dia sedang mengalami kenikmatan yang semakin meninggi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku meneruskan permainan lidah dengan melakukan jilatan-jilatan panjang dan lubang anus sampai ke kelentitnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena gerakan ujung hidungku pun secara berkala menyentuh memek Ika. Terasa benar bahkan dinding vaginanya mulai basah. Bahkan sebagian cairan vaginanya mulai mengalir hingga mencapai lubang anusnya. Sesekali pinggulnya bergetar. Di saat bergetar itu pinggulnya yang padat dan amat mulus kuremas kuat-kuat sambil ujung hidungku kutusukkan ke lobang memeknya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Booob… enak sekali mas Bob…,” Ika mengerang dengan kerasnya. Aku segera memfokuskan jilatan-jilatan lidah serta tusukan-tusukan ujung hidung di vaginanya. Semakin lama vagina itu semakin basah saja. Dua jari tanganku lalu kumasukkan ke lobang memeknya. Setelah masuk hampir semuanya, jari kubengkokkan ke arah atas dengan tekanan yang cukup terasa agar kena ‘G-spot’-nya. Dan berhasil!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Auwww… mas Bob…!” jerit Ika sambil menyentakkan pantat ke atas. sampai-sampai jari tangan yang sudah terbenam di dalam memek terlepas. Perut bawahnya yang ditumbuhi bulu-bulu jembut hitam yang lebat itu pun menghantam ke wajahku. Bau harum dan bau khas cairan vaginanya merasuk ke sel-sel syaraf penciumanku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku segera memasukkan kembali dua jariku ke dalam vagina Ika dan melakukan gerakan yang sama. Kali ini aku mengimbangi gerakan jariku dengan permainan lidah di kelentit Ika. Kelentit itu tampak semakin menonjol sehingga gampang bagiku untuk menjilat dan mengisapnya. Ketika kelentit itu aku gelitiki dengan lidah serta kuisap-isap perlahan, Ika semakin keras merintih-rintih bagaikan orang yang sedang mengalami sakit demam. Sementara pinggulnya yang amat aduhai itu menggial ke kiri-kanan dengan sangat merangsangnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… mas Bob… mas Bob…,” hanya kata-kata itu yang dapat diucapkan Ika karena menahan kenikmatan yang semakin menjadi-jadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Permainan jari-jariku dan lidahku di memeknya semakin bertambah ganas. Ika sambil mengerang¬-erang dan menggeliat-geliat meremas apa saja yang dapat dia raih. Meremas rambut kepalaku, meremas bahuku, dan meremas payudaranya sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… Ika sudah tidak tahan lagi… Masukin konthol saja mas Bob… Ohhh… sekarang juga mas Bob…! Sshhh. . . ,“ erangnya sambil menahan nafsu yang sudah menguasai segenap tubuhnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun aku tidak perduli. Kusengaja untuk mempermainkan Ika terlebih dahulu. Aku mau membuatnya orgasme, sementara aku masih segar bugar. Karena itu lidah dan wajahku kujauhkan dan memeknya. Kemudian kocokan dua jari tanganku di dalam memeknya semakin kupercepat. Gerakan jari tanganku yang di dalam memeknya ke atas-bawah, sampai terasa ujung jariku menghentak-hentak dinding atasnya secara perlahan-lahan. Sementara ibu jariku mengusap-usap dan menghentak-hentak kelentitnya. Gerakan jari tanganku di memeknya yang basah itu sampai menimbulkan suara crrk-crrrk-crrrk-crrk crrrk… Sementara dan mulut Ika keluar pekikan-pekikan kecil yang terputus-putus:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ah-ah-ah-ah-ah…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sementara aku semakin memperdahsyat kocokan jari-jariku di memeknya, sambil memandangi wajahnya. Mata Ika merem-melek, sementara keningnya berkerut-kerut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Crrrk! Crrrk! Crrek! Crek! Crek! Crok! Crok! Suara yang keluar dan kocokan jariku di memeknya semakin terdengar keras. Aku mempertahankan kocokan tersebut. Dua menit sudah si Ika mampu bertahan sambil mengeluarkan jeritan-jeritan yang membangkitkan nafsu. Payudaranya tampak semakin kencang dan licin, sedang putingnya tampak berdiri dengan tegangnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sampai akhirnya tubuh Ika mengejang hebat. Pantatnya terangkat tinggi-tinggi. Matanya membeliak-¬beliak. Dan bibirnya yang sensual itu keluar jeritan hebat, “Mas Booo00oob …!“ Dua jariku yang tertanam di dalam vagina Ika terasa dijepit oleh dindingnya dengan kuatnya. Seiring dengan keluar masuknya jariku dalam vaginanya, dan sela-sela celah antara tanganku dengan bibir memeknya terpancarlah semprotan cairan vaginanya dengan kuatnya. Prut! Prut! Pruttt! Semprotan cairan tersebut sampai mencapai pergelangan tanganku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beberapa detik kemudian Ika terbaring lemas di atas karpet. Matanya memejam rapat. Tampaknya dia baru saja mengalami orgasme yang begitu hebat. Kocokan jari tanganku di vaginanya pun kuhentikan. Kubiarkan jari tertanam dalam vaginanya sampai jepitan dinding vaginanya terasa lemah. Setelah lemah. jari tangan kucabut dan memeknya. Cairan vagina yang terkumpul di telapak tanganku pun kubersihkan dengan kertas tissue.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketegangan kontholku belum juga mau berkurang. Apalagi tubuh telanjang Ika yang terbaring diam di hadapanku itu benar-benar aduhai. seolah menantang diriku untuk membuktikan kejantananku pada tubuh mulusnya. Aku pun mulai menindih kembali tubuh Ika, sehingga kontholku yang masih di dalam celana dalam tergencet oleh perut bawahku dan perut bawahnya dengan enaknya. Sementara bibirku mengulum-kulum kembali bibir hangat Ika, sambil tanganku meremas-remas payudara dan mempermainkan putingnya. Ika kembali membuka mata dan mengimbangi serangan bibirku. Tubuhnya kembali menggelinjang-gelinjang karena menahan rasa geli dan ngilu di payudaranya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah puas melumat-lumat bibir. wajahku pun menyusuri leher Ika yang mulus dan harum hingga akhirnya mencapai belahan dadanya. Wajahku kemudian menggeluti belahan payudaranya yang berkulit lembut dan halus, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah payudaranya. Segala kelembutan dan keharuman belahan dada itu kukecupi dengan bibirku. Segala keharuman yang terpancar dan belahan payudara itu kuhirup kuat-kuat dengan hidungku, seolah tidak rela apabila ada keharuman yang terlewatkan sedikitpun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan payudara itu. Kemudian bibirku bergerak ke atas bukit payudara sebelah kiri. Kuciumi bukit payudara yang membusung dengan gagahnya itu. Dan kumasukkan puting payudara di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot puting payudara kiri Ika. Kumainkan puting di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit payudara di sekitar puting yang berwarna coklat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ah… ah… mas Bob… geli… geli …,“ mulut indah Ika mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. bagaikan desisan ular kelaparan yang sedang mencari mangsa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas-remas payudara kanan Ika yang montok dan kenyal itu. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada putingnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu… ngilu…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku semakin gemas. Payudara aduhai Ika itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit payudara kadang kusedot besarnya-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya putingnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil puting yang mencuat gagah di puncaknya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ah… mas Bob… terus mas Bob… terus… hzzz… ngilu… ngilu…” Ika mendesis-desis keenakan. Hasratnya tampak sudah kembali tinggi. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kini semakin sening fnekuensinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sampai akhirnya Ika tidak kuat mehayani senangan-senangan keduaku. Dia dengan gerakan eepat memehorotkan celana dalamku hingga tunun ke paha. Aku memaklumi maksudnya, segera kulepas eelana dalamku. Jan-jari tangan kanan Ika yang mulus dan lembut kemudian menangkap kontholku yang sudah berdiri dengan gagahnya. Sejenak dia memperlihatkan rasa terkejut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Edan… mas Bob, edan… Kontholmu besar sekali… Konthol pacan-pacanku dahulu dan juga konthol kak Dai tidak sampai sebesar in Edan… edan…,” ucapnya terkagum-kagum. Sambil membiankan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah payudaranya, jan-jari lentik tangan kanannya meremas¬remas perlahan kontholku secara berirama, seolah berusaha mencari kehangatan dan kenikmatan di hiatnya menana kejantananku. Remasannya itu mempenhebat vohtase dam rasa nikmat pada batang kontholku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob. kita main di atas kasur saja…,” ajak Ika dengan sinar mata yang sudah dikuasai nafsu binahi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku pun membopong tubuh telanjang Ika ke ruang dalam, dan membaringkannya di atas tempat tidun pacarku. Ranjang pacarku ini amat pendek, dasan kasurnya hanya terangkat sekitar 6 centimeter dari lantai. Ketika kubopong. Ika tidak mau melepaskan tangannya dari leherku. Bahkan, begitu tubuhnya menyentuh kasur, tangannya menanik wajahku mendekat ke wajahnya. Tak ayal lagi, bibirnya yang pink menekan itu melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau mengalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kuhit punggungnya yang halus mulus kuremas-remas dengan gemasnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian aku menindih tubuh Ika. Kontholku terjepit di antara pangkal pahanya yang mulus dan perut bawahku sendiri. Kehangatan kulit pahanya mengalir ke batang kontholku yang tegang dan keras. Bibirku kemudian melepaskan bibir sensual Ika. Kecupan bibirku pun turun. Kukecup dagu Ika yang bagus. Kukecup leher jenjang Ika yang memancarkan bau wangi dan segarnya parfum yang dia pakai. Kuciumi dan kugeluti leher indah itu dengan wajahku, sementara pantatku mulai bergerak aktif sehingga kontholku menekan dan menggesek-gesek paha Ika. Gesekan di kulit paha yang licin itu membuat batang kontholku bagai diplirit-plirit. Kepala kontholku merasa geli-geli enak oleh gesekan-gesekan paha Ika.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Puas menggeluti leher indah, wajahku pun turun ke buah dada montok Ika. Dengan gemas dan ganasnya aku membenamkan wajahku ke belahan dadanya, sementara kedua tanganku meraup kedua belah payudaranya dan menekannya ke arah wajahku. Keharuman payudaranya kuhirup sepuas-puasku. Belum puas dengan menyungsep ke belahan dadanya, wajahku kini menggesek-gesek memutar sehingga kedua gunung payudaranya tertekan-tekan oleh wajahku secara bergantian. Sungguh sedap sekali rasanya ketika hidungku menyentuh dan menghirup dalam-dalam daging payudara yang besar dan kenyal itu. Kemudian bibirku meraup puncak bukit payudara kiri Ika. Daerah payudara yang kecoklat-coklatan beserta putingnya yang pink kecoklat-coklatan itu pun masuk dalam mulutku. Kulahap ujung payudara dan putingnya itu dengan bernafsunya, tak ubahnya seperti bayi yang menetek susu setelah kelaparan selama seharian. Di dalam mulutku, puting itu kukulum-kulum dan kumainkan dengan lidahku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… geli… geli …,“ kata Ika kegelian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku tidak perduli. Aku terus mengulum-kulum puncak bukit payudara Ika. Putingnya terasa di lidahku menjadi keras. Kemudian aku kembali melahap puncak bukit payudara itu sebesar-besarnya. Apa yang masuk dalam mulutku kusedot sekuat-kuatnya. Sementara payudara sebelah kanannya kuremas sekuat-kuatnya</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">dengan tanganku. Hal tersebut kulakukan secara bergantian antara payudara kiri dan payudara kanan Ika. Sementara kontholku semakin menekan dan menggesek-gesek dengan beriramanya di kulit pahanya. Ika semakin menggelinjang-gelinjang dengan hebatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… mas Bob… ngilu… ngilu… hihhh… nakal sekali tangan dan mulutmu… Auw! Sssh… ngilu… ngilu…,” rintih Ika. Rintihannya itu justru semakin mengipasi api nafsuku. Api nafsuku semakin berkobar-kobar. Semakin ganas aku mengisap-isap dan meremas-remas payudara montoknya. Sementara kontholku berdenyut-denyut keenakan merasakan hangat dan licinnya paha Ika.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhirnya aku tidak sabar lagi. Kulepaskan payudara montok Ika dari gelutan mulut dan tanganku. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kontholku untuk mencari liang memeknya. Kuputar-putarkan dahulu kepala kontholku di kelebatan jembut di sekitar bibir memek Ika. Bulu-bulu jembut itu bagaikan menggelitiki kepala kontholku. Kepala kontholku pun kegelian. Geli tetapi enak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… masukkan seluruhnya mas Bob… masukkan seluruhnya… Mas Bob belum pernah merasakan memek Mbak Dina kan? Mbak Dina orang kuno… tidak mau merasakan konthol sebelum nikah. Padahal itu surga dunia… bagai terhempas langit ke langit ketujuh. mas Bob…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jan-jari tangan Ika yang lentik meraih batang kontholku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu dia buka agak lebar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Edan… edan… kontholmu besar dan keras sekali, mas Bob…,” katanya sambil mengarahkan kepala kontholku ke lobang memeknya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesaat kemudian kepala kontholku menyentuh bibir memeknya yang sudah basah. Kemudian dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, konthol kutekankan masuk ke liang memek. Kini seluruh kepala kontholku pun terbenam di dalam memek. Daging hangat berlendir kini terasa mengulum kepala kontholku dengan enaknya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku menghentikan gerak masuk kontholku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… teruskan masuk, Bob… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ika protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kontholku hanya masuk ke lobang memeknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kontholku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dari ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ika menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Sssh… sssh… enak… enak… geli… geli, mas Bob. Geli… Terus masuk, mas Bob…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara gerakan kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! Kontholku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam memek Ika dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang mulus yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kulit batang kontholku bagaikan diplirit oleh bibir dan daging lobang memeknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Auwww!” pekik Ika.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku diam sesaat, membiarkan kontholku tertanam seluruhnya di dalam memek Ika tanpa bergerak sedikit pun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Sakit mas Bob… Nakal sekali kamu… nakal sekali kamu….” kata Ika sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku pun mulai menggerakkan kontholku keluar-masuk memek Ika. Aku tidak tahu, apakah kontholku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang memek Ika yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kontholku yang masuk memeknya serasa dipijit-pijit dinding lobang memeknya dengan agak kuatnya. Pijitan dinding memek itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontholku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Bagaimana Ika, sakit?” tanyaku</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Sssh… enak sekali… enak sekali… Barangmu besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang memekku…,” jawab Ika.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku terus memompa memek Ika dengan kontholku perlahan-lahan. Payudara kenyalnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua putingnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku yang bidang. Kehangatan payudaranya yang montok itu mulai terasa mengalir ke dadaku. Kontholku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot memeknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontholku menyentuh suatu daging hangat di dalam memek Ika. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala konthol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian aku mengambil kedua kakinya yang kuning langsat mulus dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kontholku tidak tercabut dari lobang memeknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ika kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok memeknya perlahan dengan kontholku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku. Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan rasa nikmat di kontholku dengan mempertahankan gerakan maju-mundur perlahannya di memek Ika.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah payudaranya. Masih dengan kocokan konthol perlahan di memeknya, tanganku meremas-remas payudara montok Ika. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua putingnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. Puting itu semakin mengeras, dan bukit payudara itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ika pun merintih-rintih keenakan. Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ah… mas Bob, geli… geli… Tobat… tobat… Ngilu mas Bob, ngilu… Sssh… sssh… terus mas Bob, terus…. Edan… edan… kontholmu membuat memekku merasa enak sekali… Nanti jangan disemprotkan di luar memek, mas Bob. Nyemprot di dalam saja… aku sedang tidak subur…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontholku di memek Ika.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ah-ah-ah… benar, mas Bob. benar… yang cepat… Terus mas Bob, terus…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ika. tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kontholku di memek Ika. Terus dan terus. Seluruh bagian kontholku serasa diremas¬-remas dengan cepatnya oleh daging-daging hangat di dalam memek Ika. Mata Ika menjadi merem-melek dengan cepat dan indahnya. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Sssh… sssh… Ika… enak sekali… enak sekali memekmu… enak sekali memekmu…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ya mas Bob, aku juga merasa enak sekali… terusss… terus mas Bob, terusss…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontholku pada memeknya. Kontholku terasa bagai diremas-remas dengan tidak karu-karuan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… mas Bob… edan mas Bob, edan… sssh… sssh… Terus… terus… Saya hampir keluar nih mas Bob…</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">sedikit lagi… kita keluar sama-sama ya Booob…,” Ika jadi mengoceh tanpa kendali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau keluar. Namun aku harus membuatnya keluar duluan. Biar perempuan Sunda yang molek satu ini tahu bahwa lelaki Jawa itu perkasa. Biar dia mengakui kejantanan orang Jawa yang bernama mas Bobby. Sementara kontholku merasakan daging-daging hangat di dalam memek Ika bagaikan berdenyut dengan hebatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… mas Bobby… mas Bobby…,” rintih Ika. Telapak tangannya memegang kedua lengan tanganku seolah mencari pegangan di batang pohon karena takut jatuh ke bawah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">lbarat pembalap, aku mengayuh sepeda balapku dengan semakin cepatnya. Bedanya, dibandingkan dengan pembalap aku lebih beruntung. Di dalam “mengayuh sepeda” aku merasakan keenakan yang luar biasa di sekujur kontholku. Sepedaku pun mempunyai daya tarik tersendiri karena mengeluarkan rintihan-rintihan keenakan yang tiada terkira.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… ah-ah-ah-ah-ah… Enak mas Bob, enak… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar mas Bob… mau keluar… ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba kurasakan kontholku dijepit oleh dinding memek Ika dengan sangat kuatnya. Di dalam memek, kontholku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari memek Ika dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ika meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Mulut sensual Ika pun berteriak tanpa kendali:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“…keluarrr…!”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mata Ika membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ika kurasakan mengejang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku pun menghentikan genjotanku. Kontholku yang tegang luar biasa kubiarkan diam tertanam dalam memek Ika. Kontholku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan memek Ika. Kulihat mata Ika kemudian memejam beberapa saat dalam menikmati puncak orgasmenya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding memeknya pada kontholku berangsur-angsur melemah. walaupun kontholku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ika lalu kuletakkan kembali di atas kasur dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ika dengan mempertahankan agar kontholku yang tertanam di dalam memeknya tidak tercabut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… kamu luar biasa… kamu membawaku ke langit ke tujuh,” kata Ika dengan mimik wajah penuh kepuasan. “Kak Dai dan pacar-pacarku yang dulu tidak pernah membuat aku ke puncak orgasme seperti ml. Sejak Mbak Dina tinggal di sini, Ika suka membenarkan mas Bob saat berhubungan dengan Kak Dai.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku senang mendengar pengakuan Ika itu. berarti selama aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku selalu membayangkan kemolekan tubuh Ika dalam masturbasiku, sementara dia juga membayangkan kugeluti</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">dalam onaninya. Bagiku. Dina bagus dijadikan istri dan ibu anak-anakku kelak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa tubuh aduhai Ika enak digeluti dan digenjot dengan penuh nafsu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… kamu seperti yang kubayangkan. Kamu jantan… kamu perkasa… dan kamu berhasil membawaku ke puncak orgasme. Luar biasa nikmatnya…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku bangga mendengar ucapan Ika. Dadaku serasa mengembang. Dan bagai anak kecil yang suka pujian, aku ingin menunjukkan bahwa aku lebih perkasa dari dugaannya. Perempuan Sunda ini harus kewalahan menghadapi genjotanku. Perempuan Sunda ini harus mengakui kejantanan dan keperkasaanku. Kebetulan aku saat ini baru setengah perjalanan pendakianku di saat Ika sudah mencapai orgasmenya. Kontholku masih tegang di dalam memeknya. Kontholku masih besar dan keras, yang hams menyemprotkan pelurunya agar kepalaku tidak pusing.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku kembali mendekap tubuh mulus Ika, yang di bawah sinar lampu kuning kulit tubuhnya tampak sangat mulus dan licin. Kontholku mulai bergerak keluar-masuk lagi di memek Ika, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding memek Ika secara berargsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontholku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kontholku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan orgasme yang disemprotkan oleh memek Ika beberapa saat yang lalu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ahhh… mas Bob… kau langsung memulainya lagi… Sekarang giliranmu… semprotkan air manimu ke dinding-dinding memekku… Sssh…,” Ika mulai mendesis-desis lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bibirku mulai memagut bibir merekah Ika yang amat sensual itu dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas payudara montok Ika serta memijit-mijit putingnya, sesuai dengan mama gerak maju-mundur kontholku di memeknya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Sssh… sssh… sssh… enak mas Bob, enak… Terus… teruss… terusss…,” desis bibir Ika di saat berhasil melepaskannya dari serbuan bibirku. Desisan itu bagaikan mengipasi gelora api birahiku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sambil kembali melumat bibir Ika dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kontholku di memeknya. Pengaruh adanya cairan di dalam memek Ika, keluar-masuknya konthol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Mulut Ika di saat terbebas dari lumatan bibirku tidak henti-hentinya mengeluarkan rintih kenikmatan,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… ah… mas Bob… ah… mas Bob… hhb… mas Bob… ahh…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kontholku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari payudaranya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ika menyusup ke bawah dan memeluk punggung mulusnya. Tangan Ika pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kontholku ke dalam memek Ika sekarang berlangsung dengan cepat dan berirama. Setiap kali masuk, konthol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk memek Ika sedalam-dalamnya. Dalam perjalanannya, batang kontholku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding memek Ika. Sampai di langkah terdalam, mata Ika membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar memek, konthol kujaga agar kepalanya yang mengenakan helm tetap tertanam di lobang memek. Remasan dinding memek pada batang kontholku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir memek yang mengulum batang kontholku pun sedikit ikut tertarik keluar, seolah tidak rela bila sampai ditinggal keluar oleh batang kontholku. Pada gerak keluar ini Bibir Ika mendesah, “Hhh…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku terus menggenjot memek Ika dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Remasan yang luar biasa kuat, hangat, dan enak sekali bekerja di kontholku. Tangan Ika meremas punggungku kuat-kuat di saat kontholku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang memeknya. beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontholku dan memek Ika menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrtt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil yang merdu yang keluar dari bibir Ika:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ak! Uhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kontholku terasa empot-empotan luar biasa. Rasa hangat, geli, dan enak yang tiada tara membuatku tidak kuasa menahan pekikan-pekikan kecil:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“lka… Ika… edan… edan… Enak sekali Ika… Memekmu enak sekali… Memekmu hangat sekali… edan… jepitan memekmu enak sekali…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… mas Bob… terus mas Bob rintih Ika, “enak mas Bob… enaaak… Ak! Ak! Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kontholku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kontholku ke memeknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kontholku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di konthol pun semakin menghebat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ika… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… mas Bob… mas Bob! Ak-ak-ak… Aku mau keluar lagi… Ak-ak-ak… aku ke-ke-ke…”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba kontholku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding memek Ika mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu. aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontholku terasa disemprot cairan memek Ika, bersamaan dengan pekikan Ika, “…keluarrrr…!” Tubuh Ika mengejang dengan mata membeliak-beliak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Ika…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ika sekuat-kuatnya, seolah aku sedang berusaha rnenemukkan tulang-tulang punggungnya dalam kegemasan. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Cairan spermaku pun tak terbendung lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Crottt! Crott! Croat! Spermaku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding memek Ika yang terdalam. Kontholku yang terbenam semua di dalam kehangatan memek Ika terasa berdenyut-denyut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beberapa saat lamanya aku dan Ika terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali, sampai-sampai dari alat kemaluan, perut, hingga ke payudaranya seolah terpateri erat dengan tubuh depanku. Aku menghabiskan sisa-sisa sperma dalam kontholku. Cret! Cret! Cret! Kontholku menyemprotkan lagi air mani yang masih tersisa ke dalam memek Ika. Kali ini semprotannya lebih lemah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perlahan-lahan tubuh Ika dan tubuhku pun mengendur kembali. Aku kemudian menciumi leher mulus Ika dengan lembutnya, sementara tangan Ika mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil bermain seks dengan Ika. Pertama kali aku bermain seks, bidadari lawan mainku adalah perempuan Sunda yang bertubuh kenyal, berkulit kuning langsat mulus, berpayudara besar dan padat, berpinggang ramping, dan berpinggul besar serta aduhai. Tidak rugi air maniku diperas habis-habisan pada pengalaman pertama ini oleh orang semolek Ika.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… terima kasih mas Bob. Puas sekali saya. indah sekali… sungguh… enak sekali,” kata Ika lirih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku tidak memberi kata tanggapan. Sebagai jawaban, bibirnya yang indah itu kukecup mesra. Dalam keadaan tetap telanjang, kami berdekapan erat di atas tempat tidur pacarku. Dia meletakkan kepalanya di atas dadaku yang bidang, sedang tangannya melingkar ke badanku. Baru ketika jam dinding menunjukkan pukul 22:00, aku dan Ika berpakaian kembali. Ika sudah tahu kebiasaanku dalam mengapeli Dina, bahwa pukul 22:00 aku pulang ke tempat kost-ku sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebelum keluar kamar, aku mendekap erat tubuh Ika dan melumat-lumat bibirnya beberapa saat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Mas Bob… kapan-kapan kita mengulangi lagi ya mas Bob… Jangan khawatir, kita tanpa Ikatan. Ika akan selalu merahasiakan hal ini kepada siapapun, termasuk ke Kak Dai dan Mbak Dina. Ika puas sekali bercumbu dengan mas Bob,” begitu kata Ika.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku pun mengangguk tanda setuju. Siapa sih yang tidak mau diberi kenikmatan secara gratis dan tanpa ikatan? Akhirnya dia keluar dari kamar dan kembali masuk ke rumahnya lewat pintu samping. Lima menit kemudian aku baru pulang ke tempat kost-ku.</div>

Cerita Sex : Nikmatnya Tubuh Putri Ibu Kost

Cerita Sex : Nikmatnya Tubuh Putri Ibu Kost Waktu itu usiaku 23 tahun. Aku duduk di tingkat akhir suatu perguruan tinggi teknik di kota Band...

+ Read more »